Garam

Kastara.ID, Jakarta – Petani garam di Madura, Jawa Timur, mengeluhkan kondisi saat ini. Pasalnya harga garam anjlok sangat tajam. Harganya jauh di bawah harga normal. Para petani menduga anjloknya harga akibat garam impor yang membanjiri pasar saat ini.

Petani garam Madura Ismutajab mengatakan, harga garam lokal hanya dihargai Rp 525 per kilogram. Harga itu masih dipotong truk, karung, dan ongkos kuli angkut. Sehingga petani hanya mendapat tak lebih dari Rp 500 per kilogram. Ismutajab menuturkan (22/1), pada 2017 harga garam lokal masih Rp 2.450 per kilogram.

Dikutip dari detik.com, Ismutajab menyesalkan kondisi garam lokal saat ini. Terlebih yang mengalami pukulan telak adalah petani garam kecil. Ismutajab menuturkan, rata-rata mereka hanya mempunyai lahan sekitar satu hektar. Akibatnya garam-garam hasil produksi petani lokal hanya ditaruh begitu saja dan tidak diangkut.

Bahkan garam tersebut tidak dimasukan dalam karung. Pasalnya menurut Ismutajab karung harus dibeli. Harga jual yang sangat murah, menurut Ismutajab tidak bisa menutupi cost atau ongkos produksi.

Ismutajab menuturkan, harga garam impor saat ini Rp 700 per kilogram. Nantinya, garam impor akan dijual ke pasar seharga Rp 6.000 per kilogram akibat biaya tambahan, seperti packing dan proses lainnya. Selain itu garam impor diberi penambahan yodium sebelum dijual.

Namun, tetap saja garam lokal tidak laku terjual. Padahal menurutnya, garam lokal kualitasnya sudah sangat bagus dan tidak kalah dengan garam impor. Bahkan, saat Susi Pudjiastuti menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), garam Madura disulap menjadi berkualitas premium. Itulah sebabnya seharusnya pemerintah tidak perlu melakukan impor garam. (mar)