Kastara.ID, Jakarta – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menegaskan, tuduhan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima rumah mewah dari pengembang reklamasi adalah tidak benar. Taufik mengatakan, gambar rumah mewah yang tersebar di media sosial (medsos) hanyalah berita bohong atau hoaks.

Saat berbicara kepada awak media (22/5), Taufik menyebut orsng yang memposting foto rumah dan melontarkan tuduhan tidak memahami Anies Baswedan. Menurut politisi Partai Gerindra ini, Anies memiliki selera rumah antik. Sehingga tidak mungkin menerima rumah seperti itu.

Taufik menerangkan, rumah Gubernur Anies Baswedan sangat antik dan terdapat di dalam tanah. Bagian atasnya dibangun pendopo. Sehingga jika tamu mengobrol di pendopo tidak akan menyadari jika ada rumah di bawahnya. Taufik menambahkan, rumah milik Anies saat ini hanya yang berada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Sebelumnya warganet dihebohkan dengan postingan yang menyebutkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima rumah mewah dari pengembang Pulau Reklamasi. Postingan tersebut menampilkan pula foto rumah mewah berlantai dua, bercat putih dengan ornamen berwarna emas dan pagar hitam. Rumah mewah tersebut dikatakan berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mendesak Anies memberikan klarifikasi terkait kabar tersebut. Saat berkomentar (22/5), Gibelrt meminta Anies sendiri yang memberikan klarifikasi dan bukan orang lain. Namun Gilbert yakin hal itu tidak akan dilakukan.

Meski begitu Gilbert mengaku tidak mengetahui apakah ada unsur gratifikasi dalam permasalahan rumah mewah itu. Menurutnya, hal ini merupakan kewenangan KPK, BPK, Kepolisian, dan lembaga terkait lainnya untuk membuktikan.

Politisi PDIP ini mengatakan, permasalahan terkait pulau reklamasi tersebut juga perlu dijelaskan. Terlebih menurutnya, banyak pelanggaran aturan yang terjadi terkait pengembangan pulau reklamasi. Selain itu masih banyak masalah lain yang perlu penjelasan, seperti masalah tanah Sarana Jaya yang terkait dengan proyek rumah DP Rp 0. (hop)