Fajar Bagoes Poetranto

Kastara.ID, Depok – Warga Yogyakarta yang berada di Jabodetabek telah mendaftarkan Sultan HB II menjadi Pahlawan Nasional. Warga keturunan Yogjakarta di Jabodetabek melalui Yayasan Nusantara mendaftarkan Sultan Hamengkubuwono (HB) II sebagai pahlawan nasional.

Mereka juga menggalang petisi agar HB II jadi pahlawan nasional karena semasa hidupnya kosisten melawan negara penjajah Indonesia yakni Belanda dan Inggris.

Satu di antara pengagas pengusulan HB II sebagai pahlwan yang Sektretaris Trah Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono II.

Fajar Bagoes Poetranto mengatakan, pengusulan HB II sebagai pahlawan nasional digagas oleh Trah Ngarsa Dalem Sinuwun Sultan HB II Indonesia.

Yayasan Nusantara juga beralasan HB II layak jadi pahlawan nasional karena kosisten melawan Belanda dan Inggris.

“Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia, masyarakat Yogjakarta, Sultan Hamengku Buwono II dapat dianugerahi sebagai pahlawan nasional RI,” kata Fajar ketika ditemui di Jalan Margonda, Depok, Selasa (23/6).

Fajar dalam petisinya menuliskan Sultan HB II lahir di lereng Gunung Sindoro, 7 Maret 1750 dari Permaisuri Sri Sultan HB I, serta mencantumkan uraian sejarah panjang perlawanan Sri Sultan HB II melawan VOC demi melindungi Keraton Yogyakarta.

“Beliau (HB II) mengerahkan seluruh pekerja dari keraton untuk membangun tembok Baluwarti yang mengelilingi alun-alun, dengan 13 meriam ditempatkan depan Keraton untuk meningkatkan pertahanan. Semua dilakukan agar berdirinya Benteng Rustenburg bisa gagal,” ungkapnya.

Fajar menegaskan, keluarga Trah Hamengkubuwono II tetap akan memperjuangkan pengajuan Sri Sultan Hamengbuwono II ke pemerintah sebagai pahlawan nasional meski pihak keraton Jogja tidak mendukung pengajuan tersebut.

Pengajuan HB II sebagai pahlawan nasional karena kontribusi HB II semasa hidupnya dalam masa penjajahan kolonial Belanda.

“Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono II harus dicatat oleh negara sebagai catatan sejarah kelak anak bangsa bahwa HB II tidak pernah berkompromi terhadap kolonial,” katanya. (*)