Aktivis

Kastara.ID, Jakarta – Aktivis Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional Merah Johansyah membeberkan rahasia di balik pemberian nama Jalan Joko Widodo di ibukota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi. Merah menyebut pemberian nama jalan tersebut tidak gratis. Lahan seluas 256 ribu hektar (Ha) di Kalimantan Timur (Kaltim) disebut Merah sebagai kompensasinya.

Melalui unggahan di akun twitter pribadinya @Merah_Johansyah (21/10), Merah mencuitkan 256 ribu Ha sama dengan empat kali luas Jakarta. Lahan seluas itu bakal dikelola oleh dinasti Uni Emirat Arab. Sambil menyertakan tangkapan layar berita di detik.com dan kompas.com, Merah mengatakan peragaan bisnis pasca Omnibus Cilaka (Omnibus Law UU Cipta Kerja) yang menindas buruh dan lingkungan.

Tangkapan layar yang diunggah adalah berita tentang putra mahkota Abu Dhabi yang ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pengarah Ibukota Baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Merah menilai bahwa dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja telah menggadaikan sumber daya alam di Kaltim dengan dalih pemindahan Ibukota. Proyek prestisius itu menurut Merah hanya kedok semata untuk menggadaikan sumber daya alam.

Sebelumnya, Chairman Abu Dhabi Executive Office, Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan, dikabarkan telah meresmikan sebuah ruas jalan bernama ‘Joko Widodo’ di Abu Dhabi, UEA. Melalui postingan di akun instagram pribadinya, Jokowi mengaku merasa tersanjung. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menganggap hal tersebut sebagai apresiasi kepada Bangsa Indonesia.

Jokowi juga menyebut penggunaan namanya sebagai nama jalan di Abu Dhabi sekaligus menunjukkan betapa eratnya hubungan antara kedua negara. Jokowi menegaskan kerja sama Indonesia dan UEA akan berlanjut dalam berbagai bidang.

Jokowi pun mengucapkan terima kasih atas hal tersebut. Seraya berharap hubungan kedua negara akan semakin kokoh, saling menguatkan, dan bermanfaat bagi rakyat Uni Emirat Arab dan Indonesia. (ant)