PNS

Kastara.ID, Jakarta – Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara (BKN) Satya Pratama membeberkan alasan penggantian peran kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan teknologi.

Salah satu alasannya adalah agar ke depan formasi PNS tidak akan gemuk. “Jadi ke depannya formasi PNS akan tidak gemuk, karena penggunaan IT dan digitalisasi pelayanan publik,” katanya, Jakarta, Kamis (23/12).

Satya mengatakan, saat ini dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, jabatan eselon IV dan III sudah dihapuskan. Di mana posisi eselon tersebut diganti dengan pejabat fungsional.

“Formasi ini diharapkan dapat membuat PNS bekerja lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan pelayanan, serta tugas dan fungsinya,” katanya.

Adapun pekerjaan yang bisa digantikan robot antara lain pekerjaan yang sifatnya administratif, rutinitas dan repetitif serta memiliki prosedur operasi standar yang jelas menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat digantikan dengan teknologi.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menuturkan sebanyak 400 pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat ‘digeser’ atau dirotasi karena kehadiran teknologi.

“(Penggunaan teknologi digital berbasis aplikasi) akibatnya ada 400 PNS yang harus saya ‘geser’. Itu karena dia dulu cuma input. Karena ada lima proses pembangunan, progres pertama input, progres kedua input, progres ketiga input dalam proses pembangunan di Jabar, sekarang pakai robot, 400 PNS digeser ke pekerjaan dinamis,” kata Ridwan (21/12).

Ridwan Kamil mengatakan, kehadiran kecerdasan buatan untuk mempercepat proses birokrasi telah dilakukan secara bertahap di dalam pemerintahan. Menurut dia saat ini pihaknya telah melakukan rotasi dan mutasi kepala dinas dengan menggunakan sistem dan kecerdasan buatan.

Sistem promosi jabatan itu baru pertama kali dilakukan di Indonesia. “Jadi kami punya sistem komputer yang menilai objektif PNS di Jabar, setiap ada lowongan, komputer menominasikan tiga terbaik dilihat dari kapasitas dan integritasnya. Saya tinggal melantik tanpa harus tanya jawab dan lain sebagainya,” kata dia.

Selain promosi jabatan, kata Ridwan Kamil, sistem perencanaan dan pembangunan di Jabar pun telah beralih menggunakan teknologi digital berbasis aplikasi. Sehingga 400 PNS digeser dari pekerjaan yang sifatnya rutinitas, menjadi yang lebih dinamis.

“Dan saya beri tugas promosikan (Kawasan) Rebana. Targetnya dua investor oleh kamu, bereskan krisis di sana, promosikan Petani Millennial, target 1.000 lulusan Petani Milenial. PNS bergeser tidak struktural, di masa depan PNS di Jabar tidak struktural lagi, mulai tahun depan tidak ada eselon IV misalnya, kita tidak bisa hindari perubahan itu,” lanjut dia. (ant)