Harga Gabah

Kastara.id, Sragen – Panen yang sudah berlangsung sejak awal tahun di beberapa daerah mulai mengoreksi harga gabah di tingkat petani, namun masih jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan, turunnya harga gabah saat memasuki panen raya merupakan hal yang biasa. Tapi jangan sampai hal itu justru merugikan petani. Mentan berharap turunnya harga gabah berbanding lurus dengan harga beras di pasaran, harga beras yang sempat naik pada awal Januari juga ikut turun. “Harapan kita di kota, beras untuk konsumen turun minimal Rp700 juga. sehingga semua menikmati panen raya ini,” ujar Amran saat panen raya di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (24/1).

Di Sragen, yang saat ini sedang panen raya, harga gabah kering panen turun hingga Rp 400/kg. Jika sebelumnya mencapai Rp 5.500/kg menjadi Rp 5.100/kg. Namun demikian, harga tersebut masih jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Berdasarkan Inpres Perberasan, HPP Gabah Kering Panen (GKP)sebesar Rp 3.750/kg di tingkat penggilingan. Bahkan harga GKP di tingkat petani tersebut juga masih berada di atas HPP gabah kering giling (GKG) Rp 4.650/kg.

Acara panen raya ini di hadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Aster KSAD Mayjen Supartodi, perwakilan dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ilyas Payong, Dirjen Hortikultura Spudnik Sudjono, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Kasdam Pangdam IV Diponegoro Bakti Agus Fadjari, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Direktur Bulog Andrianto, Direktur PT PUSRI, perwakilan Bank BUMN, Dirut PT SHS Syaiful Bahri, Dirut PT Pertani Wahyu, dan 600 petani.

Selain menjelaskan tentang harga gabah dan beras di pasaran, Mentan juga menyampaikan prediksi luas lahan yang akan dipanen di Jawa Tengah pada Januari dan Februari 2018 mencapai 392.848 hektare. Ada pun potensi produksi padi yang dihasilkan mencapai 3.140.846 ton.

Di tempat yang sama Petani Desa Plumbungan Kecamatan Karangmalang Iwan mengatakan, sebagian besar petani di daerahnya menanam padi varietas ciherang yang umur 90 hari. Produktivitasnya mencapai 8,4 ton per ha. “Ini panen 8,4 ton per hektar di hamparan panen sangat luas. Harga sebelumnya Rp 5.500/kg dan sekarang tengkulak mulai nawar harga, jadi harga turun menjadi Rp 5.100/kg,” katanya.

Sementara Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menyebutkan, Kabupaten Sragen merupakan penyangga beras Jawa Tengah. Buktinya, hari ini panen di hamparan 486 hektar. “Saat ini panen raya, harga gabah sudah turun. Hari ini saja panen dengan Pak Menteri seluas 486 hektar,” katanya.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Banun Harpini mengatakan, pemerintah tengah berupaya keras menekan harga beras yang terus naik akhir-akhir ini. “Makanya kami meminta agar Bulog menyerap sebanyak mungkin gabah kering petani sesuai ketentuan harga pemerintah,” ujarnya

Menurut Banun, meroketnya harga beras saat ini, disebabkan stigma masyarakat yang menyatakan bahwa periode Januari-Februari stok beras berkurang akibat petani belum panen raya.

Akibatnya, permintaan beras menjadi melonjak. Padahal sejak adanya upaya Upsus, kata dia, pola tanam dan panen petani sudah bisa diprediksi sejak awal. “Sekarang bisa dikatakan setiap hari ada tanam dan panen, memang beda-beda antarkabupaten, kayak Pantura tanam semua, selatan panen semua,” katanya.

Sementara Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan pihaknya siap untuk segera membeli atau menyerap gabah hasil panen petani. Namun, berdasarkan hasil survei di lapangan, harga gabah saat ini dianggap masih terlalu tinggi.

“Kami siap membeli sesuai dengan kualitas yang memadai, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan. Kami baru dari lokasi panen, harga yang kami temui kebetulan di daerah masih Rp 5.300 untuk gabah basah. Bagi kami masih cukup mahal,” katanya.

Kementerian Perdagangan menetapkan harga pembelian pemerintah di level Rp 3.700 untuk gabah kering panen guna memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah juga bantuan sosial.

Andri menambahkan, pihaknya bersedia menyerap gabah di atas HPP untuk tujuan komersil selama gabah tersebut bisa diproses menjadi beras kualitas premium dengan catatan harga produk akhir nantinya tidak akan melebihi HET yang ditetapkan.

Saat ini, Bulog telah mulai fokus untuk memenuhi kebutuhan beras komersil. Bulog menargetkan angka serapan untuk 2018 di level 2,7 juta ton di mana 1,5 juta ton di antaranya adalah untuk kebutuhan komersil, 250.000 ton untuk cadangan beras pemerintah, dan 960.000 ton untuk bantuan sosial. (mar)