Universitas Terbuka

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, hingga saat ini Indoesia masih menjadi tukang stempel produk halal. Hal ini tercermin dari tingginya nilai impor produk halal dibandingkan ekspor.

“Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen dan ‘tukang stempel’ untuk produk halal yang diimpor,” ucap Ma’ruf, Sabtu (24/10).

Ma’ruf mencatat nilai impor produk halal Indonesia sebesar US$ 214 miliar pada 2018, atau setara 10 persen dari pangsa produk halal dunia, sementara nilai ekspor hanya mencapai 3,8 persen.

Nilai ekspor produk halal Indonesia juga tertinggal dari Australia sebesar USD 2,4 miliar.

“Sayangnya, Indonesia masih banyak mengimpor produk-produk halal dari luar negeri. Kita harus dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia ini dengan meningkatkan ekspor kita,” katanya.

Saat ini, Ma’ruf mencatat baru ada dua kawasan industri halal yang ditetapkan, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Banten dan SAFE n LOCK Halal Industrial Park di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sementara enam kawasan lain tengah diajukan permohonan penetapannya.

“Saya meminta Menteri Perindustrian untuk segera memprosesnya,” ujarnya.

Ma’ruf berharap upaya ini bisa membuat Indonesia menjadi salah satu eksportir produk halal terbesar di dunia dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020 memperkirakan potensi pasar produk halal akan mencapai USD 3,2 triliun atau setara Rp 47.040 triliun (kurs Rp 14.700 per dolar AS) pada 2024. (mar)