Kastara.ID, Madrid – Legenda balap motor dari Prancis, Jean-Michel Bayle, telah membongkar metode cornering pembalap Repsol Honda, Marc Marquez di MotoGP.

Menurutnya, Marquez sangat menguasai front-end motor dan selalu berada di limit dalam setiap fase berkendara. Hal inilah yang menjadi keunggulan Marquez, mirip seperti strong poin legenda Australia, Casey Stoner.

Marquez tidak menciptakan gaya menikung yang baru, tapi dia memanfaatkan dengan maksimal gaya menikung, yang sangat sulit diikuti pembalap lain.

“Apa yang membuat Marquez luar biasa adalah saat itu juga, mulai dari FP1, dia berada di limit di hampir setiap fase balapan. Stoner melakukan hal yang sama. Itu bakat murni,” ungkap Bayle sambil memberi analisis gaya Marquez yang disampaikan kepada GPMag dan dilansir Crash.net.

“Tapi menurut saya, Marc Marquez belum berinovasi dalam hal teknik berkendara. Dia lebih unggul dari yang lain dalam hal perasaannya terhadap limit, tapi dia tidak menunjukkan cara baru dalam berkendara,” imbuhnya.

“Marc Marquez perlu terus-menerus menguji kepercayaan dirinya, begitulah cara dia berkendara. Bagian belakang, Anda tidak bisa berbuat lebih banyak, kecuali pilihan atau pengaturan ban tertentu, tapi itu tidak akan membuat perbedaan besar dibandingkan dengan yang lain. Satu-satunya tempat di mana Anda dapat membedakan diri adalah di bagian depan. Dan dia menguasai limit ini tidak seperti yang lain,” papar Bayle terkait strong point Marquez.

“Hal yang paling rumit di MotoGP bukanlah Late Braking, semua pembalap bisa melakukan itu. Akselerasinya juga tidak terlalu keras, terutama dengan kontrol traksi. Hal tersulit adalah membelokkan motor. Jika Anda bisa membuatnya menikung lebih cepat dari yang lain, Anda bisa membuat gap yang besar,” tandas pembalap Prancis itu.

“Jika Anda menikung – saya mengambil nilai hipotetis di sini – 10 meter kurang dari yang lain, Anda menang.Jalur keluar Anda lebih mudah, Anda mendapat lebih banyak margin. Anda dapat mengangkat motor lebih awal, sehingga Anda mendapatkan cengkeraman berkendara yang lebih baik bahkan dengan ban belakang yang aus, dll. Saya pikir Marquez sangat kuat di akhir fase pengereman, ketika dia mungkin mengerem pada 10%, momen ketika dia baru saja mulai kembali menarik gas. Di fase ini dia membelokkan motornya lebih cepat dari yang lain,” tambahnya lagi.

Namun bagaimana sebenarnya cara Marquez membuat motor berbelok lebih cepat?

“Ketika dia mendapatkan banyak sudut (miring), dia sedikit memaksa ban depan, memutar stang sedikit, yang menciptakan gaya pada sasis yang menyebabkan ban belakang berputar,” lanjut Bayle.

“Jika Anda kekurangan cengkeraman saat memaksa, Anda kehilangan bagian depan alih-alih memutar bagian belakang. Anda juga bisa kehilangan bagian belakang karena terlalu memaksakan bagian depan, atau jika gerakannya terlalu tiba-tiba. Anda harus menemukan kompromi terbaik,” tandas Bayle.

Marquez memang dikenal sebagai pembalap yang selalu berada pada limit motor. Kemampuan ini telah memberinya enam gelar juara dunia di kelas utama. (tra)