UGM

Kastara.ID, Jakarta – Ketua Tim Peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM Yudi Utomo Imardjoko mengatakan, pengembangan prototipe baterai nuklir awalnya dibiayai oleh Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN.

Tim peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan prototipe baterai nuklir sebagai sumber energi listrik yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 40 tahun.

Namun demikian, pengembangan baterai masih terkendala ketersediaan plutonium 238 sebagai bahan baku utama, sebab harga limbah radioaktif itu memiliki cukup mahal karena harus mendatangkan dari Rusia.

Dahlan Iskan yang hadir meninjau pengembangan baterai itu mengatakan bahwa kendala untuk mendapatkan plutonium 238 bisa teratasi apabila Indonesia memiliki reaktor torium sendiri sebab plutonium merupakan limbah dari torium.

Asisten Peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM Elly Ismail mengatakan, ide pengembangan baterai nuklir berawal dari upaya mencari sumber tenaga yang kecil namun tahan lama.

Setelah mempelajari berbagai jurnal, nuklir menjadi pilihan karena dengan daya yang dimilikinya, baterai bisa bertahan hingga 40 tahun.

Baterai nuklir itu dikemas dalam bentuk tabung. Daya listrik yang dihasilkan dari baterai itu, jelas dia, berasal dari pancaran radiasi plutonium 238 yang dikonversi menjadi cahaya tampak. Kemudian cahaya tampak ditangkap dengan foto voltaik atau sel surya menjadi energi listrik.

Menurut Elly, baterai itu memungkinkan digunakan di daerah terpencil sebagai sumber energi alat sensor yang mampu mendeteksi siapa saja yang melalui wilayah perbatasan Indonesia. (rfr)