ISIS

Kastara.ID, Jakarta – Salah seorang eks ISIS, Mukarram alias Sungoh bin Sabirin (24), mencium Sang Merah Putih sambil menghirupnya dalam-dalam. Diikrarkannya sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia mengaku mulai memasuki dunia terorisme saat mempelajari Daulah Islamiyah melalui aplikasi Telegram selama kurang lebih satu tahun pada medio 2017.

“Saat itu setelah sholat IduI Adha, saya dibaiat dua kali,” kisah Mukkarram.

Dikutip dari direktori putusan Mahkamah Agung, Mukarram mulai mengenal ‘Daulah’ dari imam musala di Mon Alue, Muhammad Yusuf Amin alias TGK SUH. Nama terakhir mengajaknya untuk mengikuti kajian di pondok milik kawannya, Abu Nuh, di Aceh Besar.

Disaksikan oleh Danaramil Porong, Wakapolsek Porong, Bhabinkamtibnas Kebon Agung, Babinsa Kebon Agung, dan Kepala Lapas Kelas I Surabaya Beserta Pejabat Struktural, ia berucap setia kepada NKRI.

Kepala Lapas Klas 1 Surabaya Gun Gun Gunawan meminta Mukarram selalu menjaga diri dan setia kepada NKRI. “Kami berharap momen ini bisa menjadi inspirasi bagi WBP kasus terorisme lainnya di seluruh lapas/rutan se-Indonesia agar kembali setia kepada NKRI,” harapnya.

Cendekiawan muslim Azyumardi Azra mengatakan, boleh jadi pergerakan ISIS mundur usai kekalahannya atas tentara AS dan sekutunya di Irak dan Suriah. Akan tetapi, ide-ide mereka tetap berkembang.

“Buktinya ISIS kalah beberapa tahun ini, tetap saja selnya ada di Indonesia,” kata dia.

Direktur Penegakan Hukum BNPT Brigjen Pol. Edy Hartono menyebut lebih dari 2.000 orang ditangkap dalam kasus terorisme sejak era Reformasi. Pemerintah juga sudah menetapkan Jemaah Islamiyah dan Jemaah Ansharut Dualah (JAD) sebagai organisasi terlarang. Tokoh-tokoh dua organisasi itupun ditangkap.

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024 pun diterbitkan untuk menanggulangi strategi kelompok terorisme itu.

“Perpres ini menyinergikan program kementerian/lembaga untuk bersama menanggulangi terorisme sejak hulu. Jadi, bukan untuk mengekang,” kata Edy. (ant)