Demo

Kastara.ID, Depok – Seluruh masyarakat dan para tokoh masyarakat Tanah Baru bersama-sama berjuang untuk menyatakan pendapat menolak dengan tegas Jalan Rait digantikan dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Jalan Rait yang lebar 3 meter dan panjang 60 meter merupakan akses jalan alternatif menuju Jakarta dan sebaliknya untuk warga bekerja.

Dampak sosial akibat pembangunan tol Cijago sangat merugikan masyarakat kecil baik secara ekonomi dan sosial, belum lagi akses jalan yang lain seperti Jalan Aceng Kuju, Jalan Saidan, Jalan Kaswi, dan Jalan Rait yang tidak jelas rimbanya.

Warga RW 10 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok, menggelar unjuk rasa damai di tempat proyek pekerjaan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Jalan Lontar RT 4/10, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji Kota Depok, Sabtu (26/2).

Warga RW 10 terdiri dari empat RT yaitu 3, 4, 5, dan 6 tersebut, membentangkan selebaran poster berdiri di bawah terik matahari di tengah pengerjaan proyek Tol Cinere-Jagorawi (Cijago).

Tuntutan warga dalam aksi demo damai hanya berjalan selama satu jam mulai pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB, menuntut kepada pihak tol untuk segera mengembalikan jalan sesuai empat ruas jalan wakaf milik warga yang digusur.

“Dengan tegas warga menolak akses Jalan Rait digantikan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) hingga kita turun aksi,” ujar Koordinator Demo, Arif Maulana di lokasi.

Sementara Arif menyebutkan, sebanyak 100 warga turun aksi damai dengan dikawal anggota gabungan dari Polsek Beji dan Satpol Kota Depok.

“Kita menuntut hak kita dan ditegaskan kami tidak meminta uang akan tetapi tolong kembalikan fungsi empat ruas jalan yang kegusur yaitu Jalan Saidan, Kaswi, Rait, dan Jalan Aceng merupakan tanah wakaf orang tua kami. Akibat penggusuran jalan sebagai alternatif tersebut banyak para pedagang yang merugi dan banyak tutup,” katanya.

Keempat jalan yang digusur pengerjaan proyek tol, merupakan jalur hidup dan menjadi salah satu jalan utama di Curug Agung-Tanah Baru.

“Aksi ini sebagai upaya warga akan tetap dijalankan setiap Sabtu sebagai bentuk kekecewaan sampai terealisasi. Keinginan warga fokus kepada pengembalian jalan yang digusur ke semula. Selain permasalahan keluhan warga yang lainnya banyak dinding rumah warga yang retak dan bising pengerjaan malam hari,” imbuhnya.

Sekana aksi berlangsung, suasana tetap terjaga kondusif. “Alhamdullilah aksi demo berjalan lancar dan kondusif. Pengamanan dilakukan oleh sebanyak 40 anggota gabungan Polres, Polsek, dan Satpol PP Kota Depok,” ujar salah satu aparat.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan para koordinator lapangan dalam melaksanakan aksi dengan tetap menjaga protokol kesehatan. (*)