Santri

Kastara.ID, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tetap melarang para santri melakukan perjalanan mudik pada Idul Fitri 1442 Hijriah. Ganjar mengatakan larangan ini diterapkan untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19.

Dikutip dari Antara (25/4), Ganjar menyatakan, jika diizinkan para santri akan mudik secara berombongan. Kalau jumlahnya banyak sekali, Ganjar khawatir akan berpotensi menjadi media penularan Covid-19. Ganjar menegaskan, larangan mudik berlaku bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk para santri.

Politisi PDIP ini menuturkan, mobilitas dan kerumunan orang selama ini menjadi penyebab peningkatan kasus Covid-19. Itulah sebabnya Ganjar tidak ingin hal itu terjadi di Jawa Tengah. Selain itu ia tidak ingin Jawa Tengah bernasib seperti India yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 hanya dalam waktu 15 hari.

Sebagai gantinya mantan anggota DPR RI ini menyarankan para santri menggunakan teknologi digital untuk bersilaturahmi. Salam-salamannya untuk sementara menurut Ganjar ditiadakan dan diganti dengan telekonferensi video. Melalui teknologi digital para santri tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga di kampung halaman.

Berbeda dengam Ganjar, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa justru mengizinkan santri berbagai pondok pesantren (Ponpes) di wilayahnya mudik saat Lebaran. Khofifah memberikan dispensasi para santri agar bisa merayakan Idul Fitri di kampung halaman bersama keluarga.

Saat berbicara (22/4), Khofifah meminta pengasuh ponpes dan wali santri tidak khawatir. Ia menjamin semua santri akan lolos dan diperkenankan melewati pos pemeriksaan meski saat ini sejumlah wilayah di Jatim sudah memperlakukan pengetatan perjalanan.

Untuk itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) ini meminta para pengasuh ponpes memberikan surat pengantar untuk para santri. Hal ini agar mempermudah saat para santri melewati posko penyekatan di berbagai jalan di Jatim. Khofifah juga meminta pimpinan ponpes berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Mantan Menteri Sosial (Mensos) ini menuturkan para santri memang sebaiknya pulang ke kampung halamannya masing-masing. Pasalnya selepas Ramadan biasanya sudah tidak ada lagi kegiatan lantaran pesantren memasuki masa libur Lebaran.

Sebelumnya, Khofifah secara tegas melarang warga Jatim mudik pada Lebaran 2021. Alumni Ponpes Tambakberas, Jombang, Jatim ini, bahkan mengancam akan menghukum para pemudik nekat. Mereka akan dikarantina selama lima hari dengan biaya ditanggung pemudik.

Menurut Khofifah, regulasi tersebut diatur dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 9 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Covid-19 untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. (ant)