Kastara.id, Jakarta – Kasus tercampurnya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar dengan air di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta dan Depok, akhirnya terkuak. Hasil penyelidikan polisi, air tersebut berasal dari kebocoran pipa kapal di proses hulu.

“Airnya itu dari air laut akibat jebolnya pipa pulp di kapal,” ujar Kasubdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Sutarmo kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (26/11).

Kasus ini terjadi di SPBU 34-14203 di Jl Cakung Cilincing Kav 17 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, pada Sabtu (12/11) dini hari lalu. Di hari yang sama juga terjadi di SPBU di Jl Ir H Juanda, Depok, serta di Cibubur. “Ada 3 SPBU (yang solarnya tercampur air), yaitu di Cibubur yang korbannya sekitar 14 kendaraan, Cilincing dan Depok di Jl Juanda,” kata Sutarmo.

Ketiga SPBU tersebut mendapatkan distribusi solar dari Depo Pertamina Plumpang. Polisi kemudian melakukan penyelidikan ke Depo Pertamina Plumpang. “Ternyata dari sumber penyelidikan di SPBU, air itu berasal dari tangki penampungan Pertamina yang ada di Plumpang yaitu tangki VI dan tangki VII,” ujar Sutarmo.

Kandungan air yang tercampur pada solar di ketiga SPBU itu sekitar 60-90 persen. Polisi juga menyelidiki SOP dari proses hilir di ketiga SPBU, hingga ke hulu di Pertamina Plumpang dan kapal pengisi. Di SPBU, diketahui ada kelemahan SOP karena tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu ketika tangki Pertamina Plumpang mengisi solar di tangki SPBU.

“Ternyata di SPBU pun ada kelemahan SOP, artinya ketika truk tangki yang dari Pertamina Plumpang yang sampai di SPBU, sebelum masuk ke tangki penjualan itu harus ada SOP dilakukan pemeriksaan,” kata Sutarmo. (irw)