Kastara.ID, Jakarta – Ketua Umum Dai’yat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Fahira Idris menghadiri Kongres Budaya Umat Islam Indonesia dalam Rangka Tasyakuran Milad 48 Tahun Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Sasana Kriya TMII Jakarta (26/7). Dalam kongres yang dihadiri seluruh pimpinan Ormas besar Islam se-Indonesia ini, Fahira Idris menekankan pentingnya penguatan kearifan budaya umat Islam Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan atau integral dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Penting bagi kita semua untuk merumuskan strategi pengembangan budaya Umat Islam Indonesia terutama kepada generasi muda, sebagai upaya untuk memperkuat dan melestarikan budaya Islam Indonesia sebagai bagian integral dari kehidupan berbangsa. Saya berharap, Kongres Budaya Umat Islam MUI ini menghasilkan sebuah blue print yang berisi langkah, strategi dan aksi untuk membangkitkan karakter budaya dan seni umat Islam Indonesia sekaligus merumuskan strategi untuk mengantisipasi terjadinya degradasi nilai-nilai kearifan budaya Islam di Indonesia,” ujar Fahira Idris di sela Kongres Budaya Umat Islam (26/7).

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta ini mengungkapkan, Kongres Budaya Umat Islam Indonesia ini adalah momentum yang tepat untuk berbagi gagasan antar para ulama, cendekiawan, akademisi, budayawan, dan pemangku kebijakan dalam memotret, mengkaji, merespons dinamika dan tantangan budaya bangsa. Sekaligus menyerap ide-ide, gagasan dan terobosan dari para pakar, pelaku seni dan budaya di Indonesia.

Kongres Budaya Umat Islam Indonesia ini juga adalah sebuah forum yang tepat untuk menyatukan persepsi, visi, misi, serta orientasi kebudayaan umat dan bangsa sebagai salah satu ikhtiar dalam mewujudkan amanat konstitusi yang menyatakan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradaban dunia.

Oleh karena itu, menurut Fahira Idris, perlu sebuah strategi pengembangan budaya Umat Islam Indonesia yang komprehensif, mulai dari meningkatkan kualitas pendidikan agama di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Melalui, kurikulum yang komprehensif dan guru yang berkualitas, nilai-nilai Islam dan pemahaman tentang ajaran agama dapat ditanamkan pada generasi muda. Selain itu, dakwah yang mengedepankan pesan-pesan Islam yang toleran, menghormati perbedaan, dan mempromosikan perdamaian harus menjadi warna dominan dakwah Islam.

Untuk menguatkan kearifan budaya umat Islam indonesia sebagai bagian integral bangsa, saat ini dan ke depan harus memanfaatkan media massa termasuk media sosial untuk menyebarkan informasi dan pemahaman yang benar tentang Islam. Penguatan peran organisasi masyarakat Islam dalam mempromosikan nilai-nilai Islam dan mengadvokasi kepentingan umat Islam secara konstruktif juga perlu dikuatkan.

“Strategi lainnya yang bisa ditempuh adalah meningkatkan pemahaman dan implementasi prinsip ekonomi syariah dalam sektor bisnis dan keuangan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial di masyarakat. Dan tentunya yang juga sangat penting adalah, memperkuat seni dan budaya Islam di Indonesia, termasuk kesenian, arsitektur, kaligrafi dan sastra dan lainnya,” pungkas Fahira Idris yang juga merupakan cucu dari KH Hasan Basri, Ketua Umum MUI periode 1985–1998 ini. (dwi)