Haikal Hassan Baras

Kastara.ID, Jakarta – Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) menuding ada misi terselubung Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dalam program standarisasi dai yang telah digelar dua kali selama bulan November 2019.

Adapun dai-dai yang sudah mengikuti program tersebut akan mendapat sertifikat untuk berdakwah.

Juru Bicara PA 212 Haikal Hassan mempertanyakan tujuan program tersebut, serta meragukan efektivitas standarisasi dai yang hanya digelar selama satu hari di Jakarta.

Haikal berpendapat, masyarakat bisa menilai sendiri siapa penceramah yang kompeten dan dibutuhkan umat. Sehingga PA 212 menganggap program standarisasi dan sertifikasi dai tidak begitu penting.

Selain itu, Haikal mengingatkan ceramah adalah bagian dari kebebasan pendapat yang dijamin konstitusi. Dia menyebut sertifikat yang dikeluarkan dalam program standarisasi dai itu sebuah ide yang konyol.

Lebih lanjut, Haikal mengungkap tak ada penceramah di barisan PA 212 yang diundang dalam standarisasi tersebut. Padahal MUI mengatakan mengundang dai yang merupakan perwakilan dari berbagai ormas Islam.

Meski demikian Haikal mengklaim pihaknya tak peduli dengan program tersebut. Dia juga enggan mempermasalahkan jika MUI tak mengundang perwakilan dai dari PA 212.

Untuk diketahui, MUI menggelar standarisasi dai selama dua kali dalam bulan November 2019. Peserta yang diikutsertakan berjumlah sekitar 75 orang setiap gelaran.

MUI memberikan pembekalan kepada dai seputar wawasan kebangsaan dan aturan hukum di Indonesia. Di akhir pertemuan, para dai menjalani uji kompetensi untul mendapat sertifikat. Sertifikat itu menjadi penanda para dai bisa diundang mengisi ceramah di kegiatan pemerintah. (ant)