Anies

Kastara.ID, Jakarta – Hasil survei yang menyatakan warga Nahdlatul Ulama (NU), tidak memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 layak dipertanyakan. Warga NU disebutkan lebih memilih Prabowo Subianto, Erich Thohir, dan Ganjar Pranowo.

“Hasil survei tersebut diragukan karena selama ini Anies tidak ada masalah dengan warga NU. Bahkan NU di Jakarta punya hubungan baik dengan Anies,” ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Jumat (28/1) pagi.

Bahkan baru-baru ini Anies juga ke Malang dan bertemu dengan tokoh NU Jawa Timur. “Ini artinya Anies punya hubungan baik dengan NU di Jawa Timur yang merupakan basis terbesar NU,” imbuh pengamat yang kerap disapa Jamil ini.

Hal yang sama juga terlihat di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Anies terlihat tidak pernah bermasalah dengan warga NU.

“Jadi, kalau Anies sama sekali tidak dipilih warga NU untuk capres 2024 ada kemungkinan kesalahan pada prosedur survei yang digunakan. Prosedur yang dimaksud berupa pertanyaan (instrumen) yang digunakan dan cara memperoleh sampelnya,” papar Jamil.

Menurut Jamil yang mengajar mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi ini, kuesionernya bisa saja tidak reliabel sehingga tidak mengukur apa yang mau diukur. Kuesioner seperti ini dengan sendirinya menghasilkan survei yang bias.

Jamil juga menyoroti cara memperoleh sampelnya (sampling) juga perlu dicek. Apakah benar prosedur mengambil sampelnya benar-benar sesuai cara samplingnya?

“Terkait sampelnya, perlu juga diketahui apakah representatif dan presisi tinggi. Kalau dua hal ini tidak terpenuhi, maka hasil survei tersebut tidak dapat digeneralisasikan,” imbuh Jamil yang juga mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Menurutnya, dua hal itu menjadi kekuatan survei. Kalau dua atau salah satu dari dua hal itu lemah, maka hasil survei dengan sendirinya menjadi invalid. “Hasil yang invalid, berarti hasil survei itu tidak layak dipercaya,” pungkas Jamil. (dwi)