Pengungsi Rohingya

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi memastikan, pemerintah pusat dan daerah akan memenuhi seluruh kebutuhan pokok para pengungsi Rohingya dari Myanmar.

Fasilitas kesehatan para pengungsi itu juga akan diperhatikan agar tidak tertular virus corona.

“Fokus utama saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar, memberikan penampungan sementara, memberikan pelayanan kesehatan, dengan memastikan berlakunya protokol kesehatan guna pencegahan penularan virus Covid-19 di kalangan migran etnis Rohingya tersebut,” kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Ahad (28/6).

Retno menegaskan, pihaknya juga akan menyelidiki terkait dugaan unsur penyelundupan orang dan perdagangan manusia dalam peristiwa itu. Sebab dilaporkan sekitar 15 orang lainnya dilaporkan telah meninggal selama berada di laut.

“Penyelundupan orang dan perdagangan manusia adalah kejahatan yang harus dihentikan dan penanganannya memerlukan kerja sama kawasan dan internasional,” katanya.

Retno menambahkan, jika pengusutan itu tidak dilakukan, maka perjalanan laut yang dilakukan oleh para pengungsi Rohingya dipastikan akan terus terjadi. Maka dari itu, seluruh permasalahan berkaitan dengan pengungsi Rohingya, harus segera diselesaikan.

“Bagi Indonesia, upaya menciptakan kondisi kondusif di Rakhine State penting dan harus terus diupayakan agar etnik Rohingya dapat kembali secara sukarela, aman, dan bermartabat di rumah mereka di Rakhine State,” tuturnya.

Para pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh Utara, kini berada di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe. Mereka juga telah menjalani rapid test dan hasilnya negatif.

Selain itu, Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas pemberian izin pendaratan darurat bagi pengungsi Rohingya di Aceh Utara.

Sebelumnya, Menlu Retno Marsudi menegaskan, penyelamatan itu didasari oleh rasa kemanusiaan.

Pemerintah Indonesia telah memutuskan menyelamatkan 99 orang migran etnis Rohingya yang memasuki perairan Aceh Utara dalam kondisi yang memprihatinkan, darurat, dan sangat membahayakan keselamatan jiwa mereka. “Keputusan ini dilandasi oleh prinsip-prinsip kemanusiaan,” kata Retno.

Retno menambahkan, saat ini para pengungsi  Rohingya itu ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Gampong Punteut Kecamatan Blang Mangat, Kabupaten Aceh Utara.

Ia menambahkan, pemerintah akan memenuhi seluruh kebutuhan dasar hingga memberikan pelayanan kesehatan terhadap para 99 pengungsi Rohingya tersebut.

“Dengan memastikan berlakunya protokol kesehatan guna pencegahan penularan virus Covid-19 di kalangan migran etnis Rohingya tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Retno menegaskan pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan bekerja sama dengan UNHCR dan IOM dalam melakukan upaya lebih lanjut dalam penanganan 99 orang migran etnis Rohingya.

“Masyarakat Aceh Utara dan Lembaga Sosial Masyarakat Indonesia juga aktif memberikan bantuan kemanusiaan,” tuturnya.

Berdasarkan data UNHCR, jumlah pengungsi itu mencapai 99 orang, terdiri dari 48 perempuan, 17 laki-laki, serta 34 anak-anak. Para pengungsi itu sempat terombang-abing di perairan Selat Malaka. (ant)