Abu Bakr Al Baghdadi

Kastara.ID, Jakarta – Presiden Donald Trump mengonfirmasi Abu Bakr Al-Baghdadi, pemimpin ISIS dinyatakan tewas akibat serangan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di barat laut Suriah pada akhir pekan kemarin.

Trump menyampaikan dalam pidatonya di Gedung Putih bahwa Baghdadi tewas setelah berusaha kabur dan terjebak hingga akhirnya meledakkan rompi bunuh diri.

Selain menewaskan Baghdadi, sperasi khusus AS itu juga, turut menewaskan sejumlah besar anggota ISIS lainnya, termasuk tiga anak Baghdadi.

Selanjutnya Trump menjelaskan, misi khusus AS ini melibatkan delapan helikopter yang dikirimkan dari pangkalan militer rahasia, selain itu serangan ini juga turut dibantu oleh Rusia, Suriah, Turki, dan Irak serta Kurdi sekutu AS.

Saat ini, pihak berwenang tengah melakukan tes DNA dan biometrik untuk memastikan identitas Baghdadi.

Adapun Baghdadi diyakini sebagai pemimpin kelompok ISIS yang paling dicari selama hampir sepuluh tahun terakhir. Pejabat pertahanan menyebut CIA juga turut membantu perburuan pemimpin ISIS tersebut.

Baghdadi lahir dengan nama Ibrahim Awad al-Samarrai pada 1971 silam di Tobchi, daerah kumuh di dekat Samarra, di utara Baghdad.

Dia bergabung dengan kelompok pemberontak pada 2003 lalu, saat AS menginvasi Irak. Saat itu, ia tertangkap oleh pasukan AS dan dibebaskan setahun setelahnya karena dianggap sebagai penghasut warga sipil alih-alih ancaman militer.

Selanjutnya pada 4 Juli 2014, ia menjadi pusat perhatian dunia, di mimbar masjid al-Nuri di Mosul, dia mengumumkan pembentukan kekhalifahan ISIS di Irak dan Suriah.

Ini bukan pertama kalinya Baghdadi dilaporkan tewas. Pada Juli 2017 lalu, Baghdadi juga sempat dilaporkan mati, bahkan kematian ini sudah sempat beberapa kali muncul sehingga peristiwa kali ini masih mengundang pertanyaan.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuturkan ini adalah titik balik perjuangan bersama dunia melawan terorisme.

Senada dengan itu, juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, menuturkan kematian Baghdadi bukanlah akhir dari teror ISIS, melainkan hanya akhir dari sebuah bab.

Rusia masih meragukan kebenaran kematian Baghdadi. Kremlin menyebut kementerian pertahanannya tidak memiliki informasi yang bisa benar-benar dipercaya mengenai kematian Baghdadi. (yan)