Bonggas Adhi Chandra

Kastara.ID, Jakarta – Direktur Eksekutif Politicaan Academy Bonggas Adhi Chandra menegaskan, di pemilu 2019 ini masyarakat lebih senang membicarakan pilpres ketimbang calon legislatif (caleg).

“Jadilah perbincangan caleg tenggelam oleh pilpres,” kata Bonggas Adhi Chandra dalam diskusi buku karyanya ‘Winning Strategy: Strategi Jitu Pemenangan Legislatif’ bersama anggota Komisi I DPR FPDIP Andreas Hugo Parera, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhan Muhtadi, dan Direktur Eksekutif Carta Politika Yunarto Wijaya, Selasa (29/1).

Buktinya, lanjut Bonggas, pasca debat capres pada 17 Januari lalu, antusiaisme pilpres jauh lebih tinggi daripada pileg. Karena di media sosial dan di tengah masyarakat lebih ramai diperbincangkan soal pilpres.

Padahal kata Bonggas, masalah caleg ini jauh lebih ketat kontestasinya antara partai dan di internal partai. Hal itu bisa dibayangkan jika dulu hanya 10 parpol dan kini 16 parpol, tentu pertarungannya akan jauh lebih ketat. Namun, masyarakat lebih senang memperbincangkan pilpres.

Menurutnya, pada pemilu ini terdapat 20.392 orang untuk (DPR, DPRD I, DPRD II, dan DPD RI) yang diprebutkan oleh sekitar 200 ribu caleg. Seperti pada pemilu sebelumnya, mereka yang gagal banyak yang stress, sakit jiwa, dan keluarganya berantakan.

Bonggas menilai fakta politik tersebut salah satunya akibat pileg dan pilpres menjadi satu. Sehingga isu-isu politik terkait caleg seperti caleg napi koruptor tenggelam dengan pilpres.

“Ini berbahaya, karena parliament threshold (PT) 4 % akan sulit dicapai parpol. Bahkan di berbagai survei akan ada 4 parpol yang keluar dari Senayan. Belum lagi parpol baru yang hampir tak ada yang lolos ke DPR RI,” tambahnya.

Selanjutnya menurut Bonggas, ada kecenderungan caleg yang maju asal-asalan, tanpa strategi, tanpa target, dan persiapan lainnya. Termasuk persiapan jika sukses ke Senayan dan sebaliknya jika gagal ke Senayan.

“Semua harus dipersiapkan. Ketika sukses, apa yang harus dilakukan sebagai wakil rakyat sekaligus staf ahlinya dan lainnya. Juga sebaliknya jika gagal bagaimana kesiapan keluarganya? Maka semuanya perlu persiapan,” pungkasnya. (danu)