Sebanyak 45 orang perwakilan Pemerintah Kota Salatiga yang hadir terdiri dari Pj Wali Kota, sejumlah pimpinan SKPD dan jajaran beserta insan media atau wartawan yang bermitra dengan Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Salatiga.

Sedangkan Pemprov DKI Jakarta diwakili Biro Tata Pemerintahan, Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Biro KSD, Dinas Kominfotik, dan Dinas Kesehatan.

Adapun fokus materi dalam pertemuan tersebut yakni, pembangunan dan tata kelola infrastruktur daerah untuk mendukung program pengentasan kemiskinan dan penanggulangan stunting, penyediaan informasi, keprotokolan, dan komunikasi pimpinan.

Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta, Fredy Setiawan mengatakan, kunjungan tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi pengetahuan kehumasan dan protokol, sekaligus menjalin kemitraan dan jaringan komunikasi yang efektif antara Pemerintah Kota Salatiga dengan insan media.

“Kita tukar menukar informasi tentunya berkaitan dengan pembinaan peningkatan kehumasan dan keprotokolan, termasuk terkait masalah-masalah yang ada di Jakarta maupun Salatiga bisa jadi perbandingan untuk kita saling mengisi terutama kemiskinan stunting dan lain-lain,” ungkap Fredy.

Dia menyampaikan, terkait Kehumasan dan Keprotokolan adalah menjadi topik awal yang menarik dalam pertemuan itu, karena media informasi semakin masif ke depannya.

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mengajak Pemkot Salatiga dan insan pers bergerak bersama menyampaikan informasi-informasi pembangunan dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di pemerintah daerah maupun kota.

“Untuk tindak lanjut sinergi Pemprov DKI Jakarta dengan Pemkot Salatiga, ke depan juga kita arahkan langsung person to person dari SKPD atau dinas ke dinas terkait masing-masing. Untuk menggali lebih jauh lagi, kita persilakan untuk koordinasi langsung dengan Biro KDH dan sebaliknya,” katanya.

Pj Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani mengatakan, Pemkot Salatiga ingin mengetahui dan mempelajari strategi yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam menjalankan kebijakan maupun program-program yang ada. Terlebih, DKI Jakarta menjadi barometer pemerintah daerah lainnya di Indonesia.

“Bicara pemerintah daerah, ukuran yang pertama dilihat adalah DKI Jakarta dulu dengan kompleksitas permasalahan yang ada, bagaimana strategi dari pemerintah daerah menurunkannya. Ini yang kita tiru, kita bisa belajar kemudian mengimplementasikannya disesuaikan dengan kondisi yang ada di kita. Ada kemiskinan stunting dan sebagainya,” ungkap Yasip.

Pernah tinggal 10 tahun di Jakarta, Yasip menilai, karakteristik kota Jakarta dengan Salatiga hampir sama yakni kepadatan penduduk yang juga terdapat banyak warga urban, begitu juga dengan masalah sosial yang terdapat di dalamnya.

“Jumlah penduduk kami termasuk padat, masalah-masalah sosial dan penduduk urban sebagai masyoritas sama juga di sana. Karakteristik ini yang membuat kami menuju ke sini. Terkait dengan protokol dan media partner, DKI Jakarta yang terdepan, sehingga paling tidak kami bisa mendekati standar yang ada di sini,” urai Yasip.

Dia menambahkan, kunjungan ini mengawali kerja sama kedua pemerintah daerah dalam rangka mendukung Salatiga menjadi kota maju berskala nasional. Dirinya sebagai Penjabat Wali Kota membuka jalan kepada pemerintahan selanjutnya supaya lebih terbuka (open minded) dan mereplikasi dari kota-kota yang sudah maju.

“Meningkatkan kelas kota Salatiga dari kota besar tingkat menengah ke arah nasional dulu. Antar OPD akan berkomunikasi sesuai kebutuhan masing-masing dan ini adalah kulo nuwun dulu agar komunikasi terus berlanjut,” tandas Yasip. (hop)