AstraZeneca

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program vaksinasi Covid-19 terancam bakal terhambat. Hal ini akibat semakin berkurangnya stok vaksin Covid-19, terutama buatan AstraZeneca dan Novavax. Penyebabnya adalah tindakan India yang mengembargo produksi vaksin lantaran terjadi peningkatan kasus Covid-19 di negara itu. Diketahui vaksin AstraZeneca saat ini paling banyak diproduksi di India.

Saat menjadi narasumber dalam rilis survei Charta Politika Indonesia (28/3), Budi memperkirakan dampaknya adalah target program vaksinasi di tanah air bakal meleset. Budi menjelaskan seharusnya Indonesia mendapat jatah 11,7 juta dosis vaksin di Maret-April 2021. Namun hingga saat ini Indonesia baru menerima 1,1 juta vaksin. Sedangkan 10,6 juta lainnya masih belum diterima.

Vaksin AstraZeneca sebanyak 1,1 juta dosis itu sudah digunakan untuk program vaksinasi di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku, dan Sulawesi Utara. Seharusnya Indonesia menerima tambahan 2,5 juta dosis pada 25 Maret 2021. Namun hingga saat ini pengiriman vaksin tersebut belum terlaksana akibat adanya penundaan.

Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menambahkan saat ini stok vaksin yang dimiliki Indonesia hanya 7 juta dosis yang terdiri dari vaksin Sinovac. Semula diperkirakan Indonesia bisa menerima tambahan 7,5 juta vaksin AstraZeneca sehingga stok menjadi 15 juta. Namun rencana tersebut saat ini tidak bisa tercapai.

Sampai Maret 2021 laju pergerakan distribusi vaksin mencapai 500 ribu dosis per hari. Adanya embargo India dipastikan bakal ada pengurangan distribusi vaksin di bulan April 2021 lantaran kekurangan stok.

Sementara saat ini Indonesia sedang berada dalam laju 500 ribu dosis vaksinasi per hari. Jika masih dengan jumlah tersebut, stok vaksin Indonesia diperkirakan hanya cukup untuk 14 hari. Itulah sebabnya pada bulan April 2021 bakal ada pengurangan jumlah distribusi akibat menipisnya stok vaksin.

Budi mengaku pihaknya sedang berpikir keras bagaimana menahan stok vaksin yang ada. Itulah sebabnya Budi meminta kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat yang juga menjadi narasumber di acara yang sama agar meminta masyarakatnya menahan diri dan tidak melakukan mobilisasi. (ant)