Bangladesh

Kastara.ID, Jakarta – Pengadilan Bangladesh memvonis mati kepada tujuh terdakwa kasus teror serangan di sebuah kafe di Ibukota Dhaka tiga tahun lalu (Juli 2016) yang mengakibatkan 22 orang meninggal, termasuk 18 warga asing.

Pembacaan putusan itu dihadiri banyak orang. Selepas divonis, sejumlah terdakwa memekikkan lafaz takbir, kemudian diangkut ke dalam mobil polisi. Meski demikian, hakim menyatakan membebaskan satu terdakwa lain dari seluruh dakwaan.

Insiden berdarah itu terjadi pada Juli 2016, ketika sejumlah orang membawa senjata api dan senjata tajam menyerbu kafe Holey Artisan Bakery di Gulshan, Dhaka. Sebanyak sembilan warga Italia, tujuh warga Jepang, serta dua polisi tewas dibunuh dalam kejadian itu.

Setelah dikepung selama 10 jam, pasukan khusus Bangladesh menyerbu kafe itu dan membebaskan puluhan sandera. Lima orang teroris meninggal dalam kejadian tersebut.

Seusai insiden itu, pemerintah Bangladesh memburu jaringan teroris dengan operasi anti-terorisme, aparat berhasil menewaskan 100 teroris dan menangkap sekitar 1000 orang yang diduga terkait jaringan tersebut.

Diketahui kemudian bahwa otak serangan itu, Tamim Ahmed Chowdhury, yang merupakan warga Kanada keturunan Bangladesh, tewas ditembak saat akan ditangkap di Dhaka.

Aparat juga berhasil menewaskan petinggi kelompok ekstremis setempat, Jemaah Mujahidin Bangladesh. Menurut kepolisian, kelompok itu bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror di negara itu sejak 1990-an.

Akibat kasus itu membuat citra Bangladesh sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk Islam yang berpaham moderat menjadi tercoreng. (har)