Kastara.ID, Jakarta – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Jakarta Timur peringati Tahun Baru Islam 1442 H. Pada kesempatan ini juga dilaksanakan deklarasi pengukuhan Pengurua Cabang (PC) Baitul Muslimin Indonesia, Jakarta Timur.

Hadir sejumlah jajaran pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu mulai dari DPP, DPD, dan DPC Jakarta Timur. Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur Dwi Rio Sambodo. Hadir juga sejumlah tokoh dan Ketua PD Bamusi Provnsi DKI Jakarta H. Rasyidi HY dan Habib Salim bin Jindan sebagai penasehat PC Bamusi Jakarta Timur.

Pada peringatan Tahun Baru Islam yang mengambil tema “Wujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil Al-Amin” ini, Pengurus Cabang Baitul Muslimin Indonesia Jakarta Timur Muhammad Firdaus menyampaikan sikapnya terkait dengan kehidupan beragama di Indonesia saat ini.

Firdaus memceritakan sejarah perkembangan Islam di Nusantara yang  tokoh-tolohnya begitu berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia dengan Resolusi Jihadnya. Sikap umat Islam yang penuh toleransi.

”Kerukunan antar umat beragama harus tetap kita jaga. Sebagai umat Islam juga  harus menjaga toleransi,” kata Firdaus dalam pernyataan sikapnya.

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, negara kemudian mengakui peran Resolusi Jihad dengan menetapkan tanggal 22 Oktober 1945 sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015.

Pada kesempatan itu Barmusi Jakarta Timur mengapresiasi Pemprov DKi Jakarta yang telah mendirikan Masjid Hasyim As’ari.

Ada tiga poin pernyataan sikap PC Bamus Jakarta Timur terkait situasi kehidupan beragama dewasa ini.

Pertama, Islam merupakan agama yang universal. Misinya tak lain ‘rahmatan lil ‘alamiin,’ rahmat bagi sekalian alam, dengan tidak membedakan kelompok, suku, golongan, atau bangsa.

Kedua, penyebaran Islam di Indonesia merupakan wajah Islam yang tumbuh di Nusantara. Islam Nusantara sebenarnya datang bukan untuk mengubah doktrin Islam yang dibawa oleh Nabi, tetapi ia hanya ingin mencari cara bagaimana melabuhkan Islam dengan konteks budaya masyarakat yang beragam sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Dan ketiga, meminta dengan segera kepada Pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta, agar mengembalikan fungsi rumah ibadah dalam hal ini masjid bahwa masjid selain tempat beribadah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, juga memiliki fungsi sosial.

”Sehingga masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah yang berdimensi vertikal, semata-mata hubungannya dengan Tuhan, tetapi juga sejatinya berdimensi horisontal yang tidak melakukan perbuatan yang justru dilarang oleh Islam.” kata Firdaus. (danu)