Nakes

Kastara.ID, Jakarta – Enam Bus Transjakarta yang ditumpangi 160 relawan tenaga kesehatan, perlahan meluncur dari halaman Rumah Sakit Darurat COVID Haji Pondok Gede menuju Stasiun MRT Lebak Bulus (29/9) pagi.

Dari Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan inilah city tour para relawan tenaga kesehatan ini dimulai. Mereka naik kereta api cepat MRT menuju Stasiun Sudirman. Sebelum naik MRT, mereka melakukan scan barcode aplikasi Pedulilindungi dan dicek suhu tubuhnya. Di dalam kereta cepat mereka lebih banyak diam, tidak ada yang bercakap-cakap. Setibanya di Stasiun Sudirman, mereka disambut Kepala Biro Kerjasama DKI Andika Permata dan enam Abnon Jakarta 2019.

Mereka diajak berjalan kaki menuju Taman Budaya Dukuh Atas, untuk berswafoto di area Viewing Deck selama 5 menit. Setelahnya mereka berjalan kaki lagi sejauh sekitar 1,5 kilometer menuju Halte Transjakarta Grand Indonesia. Kemudian mereka berkeliling Ibukota menggunakan Transjakarta.

Sepanjang perjalanan dari Halte Grand Indonesia menuju Kota Tua, melalui Jl MH Thamrin, Jl Medan Merdeka Barat, Jl Gajah Mada, Jl Hayam Wuruk, Jl Juanda, Jl Medan Merdeka Timur, Jl Medan Merdeka Selatan hingga Balai Kota DKI, para nakes ini didampingi Abang Jakarta 2019, Essam Muhamad, sebagai guide.

Diselingi kuis ringan, Essam menjelaskan bangunan bersejarah di sepanjang jalur yang dilintasi. Di antaranya Gedung Sarinah, Pos Polisi Sarinah yang pernah dibom teroris pada Januari 2016 lalu. Kemudian Museum Gajah, Pertokoan Harmoni, Gedung VOC, Pecinan Glodok.

Ia juga memperkenalkan sejumlah bangunan di kawasan kota tua, mulai dari Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, yang dahulunya dijadikan kantor gubernur zaman kolonial Belanda. Selain itu Stasiun Kota, yang juga peninggalan zaman Belanda, pusat perbelanjaan elektronik Glodok. Kemudian kawasan pecinan Pecenongan, Pasar Baru yang dibangun sejak tahun 1806 silam.

Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Filateli, Lapangan Banteng berikut Patung Pembebasan Irian Barat, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Gedung Pancasila, Stasiun Gambir, Istana Presiden dan Monas.

Walau hanya melihat dari dalam bus, para relawan nakes yang berasal dari luar daerah ini sangat antusias menikmati pemandangan kota Jakarta. Mereka bahkan banyak bertanya pada guide tentang bangunan-bangunan bersejarah yang dilihatnya bersama-sama.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Wening Tyas mengatakan, kegiatan city tour ini merupakan salah satu bentuk apresiasi pada para relawan Nakes yang telah membantu penanggulangan COVID-19 di Jakarta. Mereka sebelumnya bertugas di RS Darurat COVID-19 Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Mereka berasal dari 15 provinsi di Indonesia.

“Mungkin mereka juga belum pernah melihat bagaimana keindahan kota Jakarta. Juga soal pembangunan yang sedang dilakukan di Jakarta. Makanya untuk menambah pengalaman, mereka diajak keliling Jakarta,” kata Wening.

Fitri Amalia (23) salah seorang Nakes asal Medan, Sumatera Utara, mengaku baru pertama kali berkeliling Jakarta seperti ini. Baginya, ini merupakan pengalaman yang sangat menarik, selain menjadi tenaga kesehatan penanganan COVID-19 di Jakarta.

“Ini salah satu penghargaan yang sangat luar biasa dari Pemprov DKI pada para Nakes. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih pada Pemprov DKI atas penghargaan dan city tour ini,” kata Fitri, perawat alumnus Poltekkes Kemenkes Medan tahun 2020 ini.

Menurutnya, ia menjadi relawan di RS Haji sejak Juni lalu sebagai perawat. Walau selalu mengenakan hazmat namun ia tetap maksimal dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Termasuk yang kritis dan harus dirujuk ke rumah sakit lain.

Usai bertugas menjadi relawan, dia berencana melamar kerja menjadi perawat di rumah sakit yang ada di Medan atau di Jakarta. Walau jauh dari keluarga namun tak menjadi soal bagi dirinya.

“Alasan saya bergabung menjadi relawan COVID di Jakarta karena saya ingin mengabdi pada bangsa, bersama-sama melakukan penanggulangan COVID-19,” pungkas Fitri. (hop)