SMK

Kastara.ID, Jakarta – Pemprov DKI Jakarta berupaya menciptakan lingkungan belajar yang berorientasi pada kebutuhan industri. Hal ini diwujudkan dengan mengusung semangat Jakarta Kota Kolaborasi untuk melakukan Revitalisasi SMK serta menghadirkan program kolaborasi bersama pihak industri, di mana para siswa diberi pelatihan oleh praktisi industri yang sesuai dengan dunia kerja nyata agar semakin siap menjadi lulusan berdaya saing tinggi di era ekonomi digital.

Kegiatan tersebut dimulai melalui Kick Off pelaksanaan Program AWARE (Accelerating Work Achievement and Readiness for Employment) ke-3 secara virtual yang dihadiri oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana beserta para guru SMK di Ibukota, Country Director EDC Indonesia Priska Sebayang, dan Direktur Human Capacity and Partnership USAID Thomas Crehan, pada Rabu (31/3).

Gubernur Anies mengatakan, program ini telah dilakukan dengan serius untuk menyiapkan lulusan SMK yang dapat terserap di lingkungan industri, karena menjadi salah satu Kegiatan Strategis Daerah, di mana tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2019 mengenai Revitalisasi SMK serta Butir 3 dan 4 Keputusan Gubernur Nomor 1107 Tahun 2019.

“Program yang selama ini kita kerjakan dari AWARE 1-3 sudah menunjukkan hasil yang positif. Kita memang ingin mendorong agar SMK di Jakarta benar-benar menjadi tempat yang menyiapkan  para murid untuk berkarya dan penumbuhannya bukan sekadar untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah, tetapi bisa berkarya di industri. Oleh karena itu, orientasinya harus pada industri dan salah satu yang didorong adalah impress mengenai SMK dan kita ingin SMK di Jakarta bisa berjalan dengan baik. Selain itu, tidak ada kota di Indonesia yang mempunyai industri sebanyak di Jakarta, tidak ada kota di Indonesia yang mempunyai dunia usaha sebanyak di Jakarta. Karena itu, di kota ini, SMK harus bisa terkoneksi dengan dunia usaha,” ujar Gubernur Anies, seperti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur Anies juga menyampaikan ucapan apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkolaborasi untuk berkomitmen dalam mewujudkan persiapan yang tidak sederhana sampai hingga fase ini. Ia pun mengusulkan program ini melibatkan lebih banyak SMK di Jakarta sebagaimana yang telah diupayakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, bahwa Pemprov DKI harus meningkatkan cakupan karena di Jakarta jumlah SMKN sebanyak 73 sekolah, bahkan bisa turut menjangkau dan melibatkan SMK swasta.

“Ini salah satu masalah terbesar di Jakarta untuk SMK swastanya dan justru harus ada pembuatan regulasi di sini. Kita sebagai pemerintah tidak boleh membedakan antara negeri dan swasta keduanya anak kita, dua-duanya perlu pengembangan, dan perlu perhatian, mau di swasta maupun di negeri. Jadi, semuanya rasanya program sebaik ini jangan dirasakan oleh jumlah yang kecil saja seharusnya bisa lebih banyak lagi mudah-mudahan para pengelola SMK lebih proaktif dalam menjangkau pihak industri. Semoga program ini bisa membantu para guru SMK untuk mengantisipasi perubahan zaman dalam dunia industri,” tambah Gubernur Anies.

Dalam rangka melanjutkan program yang telah ada, Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan Education Development Centre Indonesia (EDC Indonesia) dan PT Matata Edu Inovasi (PT MEI) menyelenggarakan Program AWARE 3. Sebelumnya, telah dilaksanakan tahap 1 dan 2 dari proyek AWARE yang digagas oleh EDC Indonesia dan saat ini memasuki tahap 3.

“Kami melihat betapa gentingnya persoalan ini jika tidak segera ditangani secara serius dan menyeluruh sejak dini. Oleh karena itu, pada 2013 kami menginisiasi sebuah program yang tepat sasaran, dan secara bertahap nantinya diharapkan bisa membuka mata mitra pemerintah di provinsi lain untuk ikut berpartisipasi. Setidaknya, bisa lebih aktif dalam mengubah arah kebijakannya untuk menjawab permasalahan ini secara konkret, seperti yang tengah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta,” terang Priska Sebayang, Country Director EDC Indonesia.

Lebih lanjut, menurut Priska, hal ini bisa dicapai karena mitra Pemprov DKI Jakarta melihat sendiri impact yang telah dihasilkan oleh program ini. Pada AWARE 1 dan 2 yang digelar pada 2013 hingga 2019, ada sekitar 4.302 siswa dari 14 SMK yang dilatih dengan pembekalan perilaku dan mental siap kerja, serta menerima pendampingan magang. Sementara, 1.520 siswa di antaranya menerima pelatihan keterampilan digital sesuai dengan kebutuhan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) yang kurikulumnya disusun dan diimplementasikan oleh 154 guru beriringan dengan mitra industri yang mencapai sekitar 140 perusahaan.

“Lebih dari 50 persen siswa yang terlibat di AWARE 2 saat ini sudah mendapat pekerjaan purnawaktu, membuka usaha atau melanjutkan kuliah. Sekitar 55,4% siswa yang terlibat, mengaku bahwa keterampilan digital yang dilatih di Kelas Industri, sangat membantu mereka dalam menjalankan pekerjaan,” tambahnya.

Untuk AWARE tahap 3 yang berlangsung mulai 2021 hingga 2023, PT MEI sebagai mitra pelaksana lokal kegiatan ini. Perusahaan teknologi informasi yang mengkhususkan diri di bidang edukasi ini mengelola sebuah platform bernama Bantu Kerja.

“Lama berkecimpung di bidang edukasi, kami melihat masih ada gap antara kebutuhan dunia usaha dan dunia industri dengan keterampilan sumber daya manusia yang dihasilkan oleh banyak sekolah saat ini. Dan itu lebih diakibatkan oleh ketiadaan komunikasi antara DUDI dengan pihak sekolah sendiri. Itu pula yang melatari kami membangun platform Bantu Kerja yang menjadi narahubung kedua stakeholder tersebut,” terang Tari Sandjojo, CEO PT MEI.

Perlu diketahui, dalam pelaksanaannya, ada beberapa tahap yang dijalani oleh tiap SMK yang ikut di kelas khusus ini yang meliputi:
–    Penyelarasan kebutuhan industri dengan kompetensi SMK
–    8 (delapan) sesi pembekalan, diisi oleh Praktisi industri (Master Class)
–    8 (delapan) minggu periode pelaksanaan magang (virtual) berbasis proyek

Keseluruhan program di tiap SMK diperkirakan berlangsung selama tiga hingga empat bulan dengan output sertifikat dari industri untuk siswa/i dan sekolah. Selain itu, diharapkan pola kolaborasi intensif seperti ini tetap bisa dijalankan oleh pihak sekolah dan industri bahkan setelah program berakhir.

Total sekolah yang akan dilibatkan di Program AWARE 3 berjumlah 25 SMK Jakarta atau sekitar 4.500 siswa dari berbagai bidang kompetensi. Guru yang dilibatkan sebagai fasilitator berjumlah sekitar 250 orang. Sementara, dari pihak industri, sejauh ini tercatat ada 21 mitra industri dan 50 orang profesional yang akan berperan sebagai pendamping sekolah.

“Sangat membanggakan bagi kami bisa bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan EDC dalam mengimplementasikan Program AWARE 3 ini. Kami sudah melihat sendiri bahwa program ini bisa membantu siswa dan siswi dalam mengombinasikan dan mengembangkan kemampuan teknis, non-teknis, serta kemampuan lain yang dibutuhkan dalam kesiapan kerja, seperti literasi digital, pemecahan masalah, serta komunikasi. Sehingga, mereka nantinya betul-betul mampu berkompetisi dalam memasuki persaingan di lingkungan kerja serba digital seperti sekarang ini,” ujar Thomas Crehan, Direktur Human Capacity and Partnership USAID.

“Di sisi lain, saya juga sangat terkesan melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh mitra industri dan mitra sekolah terhadap program ini. Kerja sama tulus yang telah ditunjukkan sejauh ini, kami yakini akan sangat membantu siswa-siswi Indonesia untuk merealisasikan potensi mereka secara penuh sehingga mampu bersaing di pasar kerja dan pada akhirnya bisa berkontribusi secara maksimal pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” lanjutnya.

Kembali digelar mulai Maret 2021 di bawah arahan Pemprov DKI Jakarta, Program AWARE 3 dilakukan secara virtual sesuai protokol kesehatan yang berlaku dengan menempatkan EDC Indonesia dan PT MEI sebagai narahubung utama antara mitra sekolah dan mitra industri. (hop)