Kastara.ID, Jakarta — Suara pemilih muda Pemilu 2024 yang jumlahnya sekitar 52 persen atau sebanyak 106,3 juta dari total jumlah pemilih (204,8 juta) dipastikan akan menjadi fokus utama tiga pasang bakal calon presiden/wakil presiden (capres). Itulah kenapa saat ini, ketiga pasang kandidat mengklaim paling paham aspirasi dan kebutuhan anak muda yang mereka perlihatkan dalam visi misi dan program kerjanya.

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, saat ini anak muda Indonesia sudah menyadari sepenuhnya bahwa mereka adalah subjek utama dari agenda politik bernama pemilu. Anak muda tidak mau lagi hanya dimanfaatkan sebagai objek semata apalagi untuk kepentingan elektoral.

“Para capres harus mampu menangkap apa yang menjadi keresahan, aspirasi, dan harapan anak muda. Salah satu yang menurut saya luput, baik dari visi misi program dan diskursus para capres adalah concern anak muda soal politik hijau. Saat ini, anak muda tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia menjadi penggerak utama ideologi politik hijau yang tujuannya untuk memastikan kehidupan masyarakat yang berkelanjutan secara ekologis yang berakar pada lingkungan hidup, keadilan sosial, dan demokrasi akar rumput. Ideologi politik hijau inilah yang belum banyak disuarakan oleh para capres,” ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya (30/10).

Menurut Fahira Idris, diskursus politik hijau serta turunannya misalnya perubahan iklim menjadi concern anak muda karena jika lingkungan hidup makin porak poranda maka akan mengancam masa depan anak muda. Berdasarkan laporan United Nations Children’s Fund (UNICEF) 2021 berjudul The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis menunjukkan, anak muda di Indonesia merupakan salah satu kelompok di dunia yang menghadapi risiko dampak perubahan iklim tinggi. Untuk itu, penting membawa agenda dan gagasan politik hijau di Pilpres 2024 ini untuk mengikat komitmen para capres menyelamatkan lingkungan hidup dan kehidupan generasi ke depan yang lebih baik.

Anak muda, lanjut Fahira Idris, ingin mendengar bagaimana strategi para capres mewujudkan Indonesia Maju 2045 lewat pembangunan ekonomi yang bervariasi, rendah karbon, dan berbasis jasa, bukan dari eksploitasi modal manusia dan alam. Anak muda juga ingin mengetahui apa inisiatif para capres agar Indonesia menjadi pemain utama ekonomi dunia dalam sektor ekowisata dan teknologi berbasis keanekaragaman hayati dengan pendapatan ekspor yang kuat.

“Ke depan, anak muda ingin implementasi pembangunan di negeri ini diarahkan pada pemberantasan kemiskinan, perimbangan ekuitas sosial yang adil serta kualitas hidup sosial, lingkungan, dan ekonomi yang tinggi. Sudah saatnya pengentasan kemiskinan dilakukan melalui pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bukan melalui eksploitasi kekayaan alam yang merusak lingkungan hidup,” pungkas Fahira Idris. (dwi)