Suhanto

Kastara.ID, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan Suhanto mengisyaratkan kecukupan stok kedelai untuk kebutuhan industri tahu tempe nasional sampai tiga bulan mendatang dengan harga disesuaikan di tingkat perajin.

“Alhamdulillah, hasil dialog dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) terkait harga kedelai impor sudah terdapat kesesuaian di tengah persediaan stok kedelai oleh para importir,” ujar Suhanto seusai melapor kepada Mendag M Luthfi, Kamis (31/12).

Suhanto menambahkan, ia selalu mengikuti kenaikan harga kedelai dunia pada 2020 dari 11,92 dolar AS/bushels menjadi 12,95 dolar AS/bushels atau naik 9 persen. Data The Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat harga rata-rata kedelai 461 USD/ton pada Desember 2020, naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang 435 USD/ton.

Kemendag berdialog terkait penyesuaian harga kedelai impor itu dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia. Semula, November 2020, harga kedelai importingkat perajin Rp 9.000/kg menjadi Rp 9.300—9.500/kg pada Desember 2020 atau naik 3,33—5,56 %.

“Kementerian Perdagangan terus mendukung industri tahu tempe Indonesia. Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat akan tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi oleh perajin,” ujar mantan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag itu, didampingi Susy Herawaty, Direktur Barang Kebutuhan Pokok Dan Barang Penting Ditjen Perdagangan Dalam Negeri.

Mengenai stok kedelai nasional, Suhanto menyampaikan ketersediaan stok kedelai di gudang importir saat ini masih sekitar 450.000 ton berdasar data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo).

“Apabila kebutuhan kedelai untuk para anggota Gakoptindo sebesar 150.000—160.000 ton per bulan, maka stok tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 2—3 bulan mendatang,” ujar mantan staf ahli Menteri Perdagangan era Enggartiasto Lukita itu.

Suhanto mengakui kenaikan harga itu dikarenakan permintaan konsumsi Cina, dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton, yang berakibat berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan Amerika Serikat seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah, dan menghambat pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.

Suhanto berharap importir yang masih memiliki stok kedelai untuk dapat terus memasok secara kontinyu kepada anggota Gakoptindo dengan tidak menaikan harga.

Data BPS menyebut saat ini harga rata-rata nasional kedelai sebesar Rp 11.298/kg per Desember 2020. Harga ini turun 0,37 persen dibanding November 2020, dan turun 8,54% dibanding Desember 2019.

“Kami mengapresiasi para anggota Gakoptindo yang tetap berproduksi dan telah membantu masyarakat dengan terus memasok tahu dan tempe untuk kebutuhan gizi terjangkau di saat pandemi ini,” tutup Suhanto. (*)