Reformasi

Kastara.id, Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menghadiri Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Medan, Sumatera Utara, Jumat, (17/11).

Di hadapan para alumnus organisasi HMI itu, Zulkifli mengingatkan betapa permasalahan bangsa dan negara kian pelik dan kompleks. Dia menyoroti lembaga-lembaga negara –eksekutif, legislatif, dan yudikatif– seolah tak lagi punya wibawa di mata rakyat karena ulah sebagian oknum pejabatnya.

“Lembaga-lembaga juga jadi permainan, kita saksikan belakangan ini, DPR dan MK dimainkan. Ketahanan nasional terganggu,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu.

Dalam kesempatan terpisah di Kota Medan, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung, menyoroti masalah hukum yang mendera Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto.

Politikus senior mantan Ketua Umum HMI itu menyatakan mendukung langkah-langkah KPK kepada Novanto. Alasannya, bukti-bukti ada indikasi tindak pidana korupsi.

Selain itu, katanya, kerugian negara mencapai Rp 2,3 triliun. “Tentu kami mendukung penuh langkah-langkah KPK, lebih cepat tentu lebih baik,” ujarnya.

Kasus korupsi yang menjerat Ketua Umum Partai Golkar, menurut Akbar, berdampak dengan terus menurunnya elektabilitas partai berlambang beringin itu. “Beberapa bulan belakangan ini, tren elektabilitas partai kita, Partai Golkar terus menurun sudah sampai sekitar tujuh persen. Kami tidak ingin ada penurunan. Kalau menurun sampai sekitar empat persen,” ujarnya. (npm)