Mudik

Kastara.ID, Jakarta – Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar memerintahkan seluruh jajarannya di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk menyosialisasikan larangan mudik ini kepada warganya.

“Lurah dan camat sudah membuat surat imbauan ke warganya agar tidak mudik terlebih dulu saat Idul Fitri nanti. Sosialisasi ini juga disampaikan ke pengurus RT/RW yang ada,” kata Anwar, usai melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Hasbiyallah di Jl Raya Bekasi Timur RT 015/01 Kelurahan Jatinegara, Cakung (30/4).

Anwar menambahkan, pihaknya juga akan meminimalisir keluar masuk kendaraan dan orang di daerah perbatasan melalui chek point yang ada. Karena Jakarta Timur merupakan wilayah perbatasan dengan daerah lain.

Menurutnya, dengan banyaknya warga yang mudik nanti dikhawatirkan saat kembali ke Jakarta, akan menimbulkan klaster baru sehingga memicu bertambahnya kasus COVID-19 lagi. Padahal saat ini angka COVID di Jakarta Timur sudah mulai turun.

Tercatat, sejak Maret tahun 2020 lalu angka COVID di Jakarta Timur sekitar 87 ribu kasus. Dari jumlah ini yang sudah sembuh kurang lebih ada 83 ribu orang, meninggal dunia ada 1.070 dan sisanya dalam proses isolasi mandiri.

Selain itu zona merah juga sudah tidak ditemukan lagi di Jakarta Timur. Karena itu ia mengajak seluruh warganya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak mudik saat Lebaran Idul Fitri 1442 H nanti.

Terkait hal ini, Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin menjelaskan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi larangan mudik kepada warganya dalam setiap kesempatan. Seperti saat salat tarawih, saat buka puasa bersama di musala dan masjid maupun dalam kesempatan lainnya.

Selain itu, kata Slamet, pihaknya juga sudah menginstruksikan para pengurus RT, RW, kader TP PKK, dasawisma dan LMK agar bersama-sama membantu meneruskan sosialisasi larangan mudik ini.

“Kita saat ini masih terus melakukan sosialisasi larangan mudik ke warga. Bahkan melalui grup WA juga kita lakukan sosialisasi melalui pengurus RT, RW, TP PKK, LMK agar bersama-sama menyosialisasikannya,” papar Slamet.

Menurutnya, saat ini wilayah yang paling banyak terdapat kontrakan adalah di kawasan Jl  KRT Radjiman. Yakni mulai dari wilayah Pulo Jahe, Pengarengan dan sekitarnya. Yakni di RW 12, 05, 06, dan 14.

“Kawasan ini banyak terdapat kontrakan yang dihuni para pekerja pabrik dan pedagang asongan. Mereka setiap tahun selalu mudik ke kampung halamannya saat hari-hari besar keagamaan,” tandasnya. (hop)