Repsol Honda(motogp.com)

Kaatara.ID, Jakarta – Pimpinan tim Repsol Honda, Alberto Puig tengah menghadapi serangkaian tantangan yang tidak mudah untuk dipecahkan di musim MotoGP 2021 ini.

Motor Honda RC213V masih belum kembali menjadi motor yang luar biasa, bahkan di tangan pembalap andalan mereka sekalipun, Marc Marquez.

Sebagian dipengaruhi oleh masalah fisik juara kebanggaan Cervera itu, dan sebagian lainnya karena kelemahan dari sisi teknis yang telah dikerjakan para insinyur selama beberapa waktu.

Juara dunia delapan kali itu mengaku telah menggunakan motor 2019 dalam situasi berbeda, pertanda evolusi prototipe 2020 tidak berjalan sesuai harapan mereka.

Masalah semakin rumit ketika Honda tidak lagi sebagus dulu soal ban, Michelin jenis baru menjadi masalah Honda saat ini.

Tapi apa sebenarnya yang membuat jalan para teknisi HRC semakin menanjak?

“Dengan semua sejarah Covid ini, diputuskan untuk tidak berkembang, dan itulah sebabnya kami tidak dapat mengambil langkah yang telah kami perkirakan sebelumnya,” akui Puig yang bertindak sebagai manajer tim, mengacu pada engine freeze yang dibuat oleh Dorna Sports pada tahun 2020.

Pembekuan ini ditujukan untuk menghemat pengeluaran tiap pabrikan imbas dari merebaknya wabah pandemi Corona, yang memang turut nmenghantam sektor ekonomi dan bisnis di seluruh dunia.

“Dua tahun lalu Michelin mengganti ban (belakang) untuk tahun 2021 dan belum mudah bagi kami untuk memahami bagaimana ban ini memengaruhi motor kami.

Saya tidak mengatakan ban tidak berfungsi (dengan baik), saya tidak ingin disalahpahami, tapi ban dan motor mungkin bukan teman (tidak cocok) sekarang,” jelas Puig.

Kemenangan di Sachsenring dan podium di Aragon adalah satu-satunya momen antusiasme Honda di MotoGP musim ini, tapi ini bukan hasil yang diharapkan.

Namun, jalan untuk menyelesaikan masalah masih jauh, mengingat Marquez tidak menemukan feeling yang baik bahkan dengan motor tahun 2019 lalu.

“Seorang pembalap mengingat hal terakhir yang berhasil untuknya dan itu bukan motor 2020 atau motor 2021, tapi motor 2019, yang memenangkan gelar terakhirnya.

Dari sudut pandang pembalap itu cukup rumit, dan juga untuk tim, dalam hal mengembangkan motornya,” pungkas Puig. (tra)