Fadjroel Rachman

Kastara.ID, Jakarta – Pihak Istana akhirnya ikut berkomentar atas keberhasilan Pemprov DKI Jakarta meraih penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021. Namun bukannya mengucapkan selamat, Istana justru mengklaim penghargaan itu adalah hasil kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan penghargaan yang dianugerahkan The Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) itu adalah hasil rintisan Jokowi. Selanjutnya diteruskan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dalam cuitan di akun twitternya @fadjroel (31/10), Komisaris PT Waskita Karya ini menyebut Jokowi-Ahok telah merintis Moda Raya Terpadu (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Selain itu juga merintis enam ruas tol dalam kota. Sedangkan Transjakarta menurutnya adalah hasil kerja Sutiyoso. Fadjroel menyebut seharusnya yang mendapat penghargaan adalah Sutiyoso, Jokowi, dan Ahok. Sedangkan Anies Baswedan hanya melanjutkan saja.

Cuitan tersebut langsung mendapat respon warganet. Politikus Partai Demokrat Andi Arief dalam cuitan di akun twitternya @AndiArief, Ahad (1/11), menyebut Jokowi dan juru bicaranya hanya mendompleng keberhasilan Anies lantaran sangat butuh penghargaan dunia.

Andi juga meminta Jokowi bertingkah dan berlaku seperti layaknya pemimpin dunia. Jika berlaku seperti itu, Andi yakin Jokowi bakal dalam pengakuan dunia. Namun pada kenyataannya menurut Andi, Jokowi masih kelas lokal yang kerap menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Politisi Partai Gerindra Fadli Zon memberikan komentar serupa. Melalui akun twitternya @fadlizon (31/10), anggota komisi II DPR ini mengaku malu membaca tulisan Fadjroel yang mengklakm prestasi Anies.

Fadli menganggap Fadjroel bersikap berbeda soal DKI Jakarta yang baru saja meraih penghargaan sebagai kota dengan integrasi transportasi terbaik di dunia. Menurut Fadli, Istana seolah menjadi ‘oposisi’ bagi DKI Jakarta. Saat mendapat penghargaan ikutan mengklaim. Namun saat ada kesalahan, Istana justru cuci tangan. (hop)