Ini diketahui setelah Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta bersama tiga program studi Ilmu Komunikasi dari Universitas Nasional, Universitas Pancasila, dan Universitas Paramadia melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) ke lembaga penyiaran televisi digital di Jakarta.

Koordinator Program Monev 2023 sekaligus Pengelolaan Kebijakan Struktur Penyiaran (PKSP) KPID Jakarta, Tri Andri Supriadi mengatakan, pasca-Analog Switch Off (ASO), KPID Jakarta bersama tiga universitas menggelar monev untuk melihat respons warga Jakarta menonton siaran televisi digital, serta minat berkaitan dengan materi program siaran yang disajikan.

“Kami ingin mendapatkan penyiaran televisi digital pasca ASO dari pelaksanaan Monev 2023,” ujar Tri Andri, dalam keterangan tertulis, Rabu (1/11).

Penanggung Jawab Pelaksana Kegiatan Monev 2023, Bambang Pamungkas yang juga anggota Bidang Pengawas Isi Siaran KPID Jakarta memaparkan, Monev 2023 merupakan kesinambungan dari kegiatan serupa tahun sebelumnya.

KPID Jakarta bersinergi melalui program kemitraan dengan menggandeng tiga kampus yakni Universitas Nasional, Universitas Pancasila dan Universitas Paramadina melakukan Monev terhadap penetrasi masyarakat menonton siaran TV Digital.

“Kami mengambil sampel sebanyak 243 keluarga yang tersebar di wilayah kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu dengan metode sebaran kuisioner dan wawancara langsung,” ucapnya.

Sementara Koordinator Pelaksana Tim Peneliti Monev Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional, Adi Prakosa menjelaskan, hasil Monev 2023 menunjukkan gambaran bahwa masyarakat Jakarta hampir setiap hari menonton siaran TV berdurasi kisaran empat jam per hari sebesar 47 persen, dan satu jam per hari mencapai 43 persen.

“Sedangkan materi program acara siaran yang sering ditonton yakni berita 79,8 persen; film/sinetron 56,2 persen; olahraga 45,9 persen; variety show dan infotaiment 42,5 persen; dan program siaran anak sebesar 36 persen dan program lain selebihnya merata,” jelasnya.

Sementara televisi siaran yang kerap ditonton masih didominasi TV Digital yang telah lama eksisting yakni RCTI 62,4 persen; Trans TV dan SCTV masing-masing 47 persen; Indosiar 35 persen; dan TV One 29,3 persen. Selebihnya TV lainnya di kisaran di bawah 20 persen.

Selanjutnya, pasca penyiaran TV Digital juga hadir TV Digital baru yang mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat, karena materi program siaran, seperti CNN Indonesia 41,3 persen dan Moji TV 21,10 persen, selebihnya merata.

“Kepuasan masyarakat menonton siaran TV Digital sangat tinggi, yakni 82 persen karena melalui menonton siaran TV Digital selain gambar lebih bersih, suara lebih jernih, dan teknologinya lebih canggih masyarakat juga mendapatkan beragam informasi dan hibran yang lebih bervariatif,” tandasnya. (hop)