Wira

Kastara.ID, Jakarta – Nama Yayan Ruhian sebagai aktor, pesilat dan koreografer perkelahian, memang sudah dikenal dunia. Melalui film-film antara lain The Raid, Star Wars: The Force Awakens, Comic 8: Casino Kings, John Wick: Chapter 3 – Parabellum, dan Hit and Run, kemampuannya semakin hari semakin menonjol serta menimbulkan kekaguman baik dari penonton hingga rekan-rekan aktor, sutradara, dan produser yang bekerja sama.

Kali ini, sutradara Adrian Teh dari rumah produksi Act 2 pictures Malaysia pun mengajak untuk menjadi koreografer adegan perkelahian dalam film Wira, namun tertarik dengan keahliannya yang mumpuni, akhirnya Yayan Ruhian pun diminta untuk ikut serta bermain dalam film ini dan beradu akting dan laga bersama aktor asal Malaysia Hairul Azreen.

Kolaborasi sutradara Adrian Teh dan Hairul Azreen sendiri merupakan kali kedua, setelah sebelumnya bersama-sama dalam film Paskal yang telah menghasilkan box office senilai  RM 28.98 million atau 7.5 miliar Amerika.

Adapun Wira sendiri dalam jangka waktu 41 hari penayangan di Malaysia telah berhasil menghasilkan RM 7.6 juta, dan dalam rangka promo film ini ke Indonesia, Myamar, Kamboja, dan Vietnam. Adrian Teh menyempatkan diri untuk hadir di negara-negara tersebut dan memberikan penjelasan seputar film ini.

Tentunya ini menjadi poin tersendiri bagi Yayan Ruhian, karena adegan koreografi perkelahian ini dapat ditonton hingga negara-negara tersebut. Adrian Teh sendiri belum memikirkan untuk membawa film ini dalam festival-festival film, namun dapat menjadi bahan pertimbangan.

Film Wira sendiri menceritakan kehidupan masyarakat yang tertindas dan hidup terpaksa menuruti keadaan dalam lingkungannya, pilihan yang dapat diambil hanyalah pergi dari lingkungan tersebut atau mengikuti keadaan serta aturan yang dibuat oleh Raja beserta kaki tangannya, yang tak segan menggunakan cara kekerasan hingga membunuh, agar orang mau menuruti kemauan mereka. Polisi pun seolah tak berdaya, karena kaki tangan Raja sangat melindungi Raja dan seolah berani mati hanya untuk memberikan kenyamanan hidup bagi Raja dan anak-anaknya.

Hassan Munas (Hairul Azreen) tak menerima keadaan ini pun akhirnya pergi untuk kemudian bergabung dalam militer dan menata hidupnya, saat adiknya terlibat dalam masalah, Hassan pun akhirnya kembali, hanya untuk mendapati kenyataan yang seharusnya dihadapinya beberapa tahun yang lalu.

Banyak adegan perkelahian dengan tangan, menggunakan pisau serta benda keras, pencak silat serta taekwondo yang menonjol dalam film ini.

Perkelahian dilakukan secara konstan di ruang tertutup hingga bis yang sedang melaju, adegan ini diatur sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu atraksi yang menarik dilihat.

Dalam trailer pun diperlihatkan betapa sengitnya aksi perkelahian yang terjadi dan adegan demi adegan yang ditampilkan memang menarik hati bagi penyuka film tontonan jenis ini, dan bisa jadi akan menjadi bahan perbincangan.

Batasan usia 17 tahun yang diberikan pada film ini, sudah cukup masuk akal, serta tidak ditemukan banyak adegan gore, sehingga penonton yang tidak menyukai adegan-adegan gore, dapat lebih leluasa menyaksikan teknik-teknik perkelahian yang disajikan.

Elemen humor pun juga turut disisipkan dalam beberapa dialog dan adegan film, sehingga memberikan kesempatan bagi penonton untuk bersantai sedikit sebelum menonton adegan perkelahian selanjutnya.

Turut tampil pula aktris Indonesia Ismi Melinda, yang memulai debut akting pertamanya melalui sinetron sebuah televisi swasta. Penampilan Ismi Melinda sendiri dalam melakukan adegan-adegan perkelahian menggunakan tangan kosong maupun alat bantu, sangat menarik untuk ditonton.

Dalam premiere yang dilakukan pada tanggal 28 Januari 2020 lalu, nampak hadir banyak tamu undangan, media hingga komunitas film, yang rata-rata menyampaikan rasa puasnya dapat menyaksikan adu duel maut yang ditampilkan oleh Yayan Ruhian dan Hairul Azreen, aksinya begitu nyata dan mampu membuat penonton menahan nafas karena tegang menunggu adegan selanjutnya.

Sebagai catatan, film ini seolah masuk dalam dunia tersendiri, karena pada adegan akhir film, muncul perwira militer berseragam dengan tulisan Paskal, yang merupakan film keluaran rumah produksi yang sama. Bahkan sebuah landasan untuk kelanjutan film ini pun sudah terlihat, dengan dimunculkan aktor yang juga dikenal oleh penonton Indonesia, Bront Palare(Gundala). (cinemags/nad)