Ketua MPR
Kastara.ID, Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku tidak berminat menduduki salah satu posisi menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Cak Imin, panggilan Muhaimin, mengaku lebih mengincar jabatan Ketua Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR). Namun Cak Imin menyerahkan semua keputusan kepada Jokowi sebagai presiden terpilih.
Cak Imin menegaskan hingga saat ini partainya belum menyerahkan usulan nama-nama kader untuk mengisi jabatan menteri. Pembicaraan terkait hal itu menurut mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini baru akan dibicarakan setelah penetapan presiden dan wakil presiden.
Terkait kemungkinan bertambahnya anggota partai koalisi pendukung pemerintah, Cak Imin mengaku belum tahu. Namun menurutnya, anggota koalisi pendukung pemerintah sudah terlalu banyak sehingga bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat hanya bisa dilakukan jika memang dibutuhkan. Cak Imin menegaskan, yang terpenting bergabungnya kedua partai itu jangan sampai mengurangi jatah PKB.
Sementara itu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan pihaknya juga mengincar posisi Ketua MPR. Airlangga berdalih partainya lebih layak mengisi posisi Ketua MPR lantaran menjadi peraih suara terbesar kedua setelah PDIP.
Airlangga menyatakan, jika Ketua DPR menjadi milik PDIP sebagai peraih suara terbanyak, maka Ketua MPR seharusnya menjadi hak Partai Golkar sebagai peringkat kedua. Demi mewujudkan keinginannya itu, AIrlangga bahkan mengajak 34 dewan pengurus daerah (DPD) Partai Golkar dari seluruh Indonesia bertemu Jokowi di Istana Bogor pada Senin (1/7) kemarin.
Di lain pihak, Partai Nasdem juga mengincar posisi Ketua MPR. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, partainya telah menyiapkan kader untuk menjadi calon Ketua MPR. Namun Johnny mengatakan pihaknya akan berdiskusi terlebih dahulu dengan PKB dan Partai Golkar. Pasalnya kedua partai itu secara terbuka mengatakan mengincar posisi Ketua MPR. (rya)