Budi Waseso

Kastara.ID, Jakarta – Permasalahan yang dihadapi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) tampaknya bakal semakin berat. Pasalnya lembaga yang bertanggung jawab atas ketersediaan bahan pangan di Indonesia itu dihadapkan pada utang yang semakin menumpuk. Hal itu diperberat dengan beban bunga yang terus bertambah.

Dalam acara talkshow Ngopi BUMN, kemarin (1/11), Asisten Deputi Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Agus Suharyono mengatakan, utang yang ditanggung Perum Bulog hingga September 2019 sebesar Rp 28 triliun. Sedangkan beban bunga utang yang harus ditanggung mencapai Rp 10 miliar per hari.

Agus menyebut, besarnya utang dan bunga menjadi tugas berat bagi Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso. Pasalnya masih banyak persoalan lain yang harus diselesaikan selain masalah utang. Buwas, panggilan Budi Waseso, juga harus memikirkan sekitar 4.000 karyawannya yang harus menyediakan sekitar Rp 6 miliar setiap hari.

Itulah sebabnya, Agus menekankan pentingnya Perum Bulog berkoordinasi dengan pihak lain guna menyelesaikan masalah keuangan. Perum Bulog juga harus mencari profit dan tidak hanya melaksanakan tugas dari pemerintah. Agus menegaskan Undang-Undang (UU) BUMN memperbolehkan Perum Bulog mencari keuntungan. Menurutnya masih ada ruang-ruang kosong yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan profit.

Sementara itu, Buwas yang juga hadir dalam acara tersebut mengaku pihaknya tidak dalam posisi ideal dalam menjalankan tugas. Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri ini mencontohkan, pihaknya mendapat tugas membeli gabah petani sekaligus mengimpor beras. Hal itu menyebabkan Perum Bulog terpaksa harus menyewa gudang tambahan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, menurut Buwas, pihaknya membutuhkan uang yang tidak sedikit. Itulah sebabnya Perum Bulog terpaksa meminjam uang mencapai jumlah trilunan dan menanggung beban bunga yang besar. Di lain pihak usaha untuk tujuan komerisial atau bisnis banyak menemui kendala. (rya)