Teknologi Finansial

Kastara.id, Jakarta – Industri teknologi finansial (tekfin) Indonesia menjalin kerja sama dengan Australia guna mendorong pertukaran sumber daya manusia dan keahlian di antara kedua pasar tekfin yang sedang berkembang pesat. Perjanjian yang ditandatangani di Jakarta (1/12) ini menjadi tahap penting bagi perkembangan dan pertumbuhan industri tekfin secara timbal-balik di kedua negara.

Konferensi yang diselenggarakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara dimaksudkan untuk membuka area-area kerja sama baru dan membangun momentum bagi terhubungnya jejaring komersial Australia dengan ekosistem ekonomi digital Indonesia yang sangat dinamis dan bertumbuh pesat.

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Direktur Inovasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia Fithri Hadi dan Wakil Kepala Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Internasional Australia Dan Thomas. Dari kerja sama ini memungkinkan tersedianya platform untuk memfasilitasi pertukaran sumber daya manusia, teknologi, permodalan, dan penetrasi pasar bagi perusahaan-perusahaan tekfin di kedua negara.

Dalam perjanjian ini sangat mengikat kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam membuka jalan bagi komunitas Tekfin Australia termasuk warga Indonesia yang saat ini bekerja di Australia untuk membangun kemitraan dan membantu memecahkan berbagai tantangan industri di Indonesia. Juga membuka kesempatan bagi para pengembang Tekfin Indonesia untuk berpartisipasi dalam program magang dan bekerja di Australia. Berbagi pengetahuan data dan informasi khususnya di bidang manajemen resiko, keamanan data (cyber security), infrastuktur data, kecerdasan buatan (artificial intelligence), serta seputar kebijakan dan peraturan dalam pemanfaatan teknologi (regulatory technology) untuk mendukung ekosistem industri di kedua negara.

Selanjutnya memantapkan lingkungan industri untuk mewujudkan pusat tekfinyang dapat menjadi simpul penghubung antar pihak di kedua negara khususnya untuk mempromosikan aliran modal yang lebih banyak di antara kedua negara, serta bertukar informasi terkait anggota industri kedua negara guna memfasilitasi usaha-usaha tekfin dalam menemukan mitra yang sesuai satu sama lain.

“Penandatanganan kerja sama ini merupakan hal yang sangat menggembirakan yang membuktikan semakin eratnya ikatan di antara kedua negara,” ujar Stuart Stoyan, Wakil Ketua Asosiasi FinTech Australia.

Pemerintah Australia telah membuktikan komitmen seriusnya selama dua puluh tahun terakhir ini untuk mendukung agenda Indonesia dalam mewujudkan inklusi keuangan, memantapkan stabilitas sistem keuangannya, serta sebagai bentuk pendekatan berimbang yang mendorong pertumbuhan inovasi lintas kedua yuridiksi.

Hal ini pun disambut baik oleh Karaniya Dharmasaputra selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi FinTech Indonesia dan Co-Founder & Chairman Bareksa. “Kami sangat berbahagia dapat menyaksikan kelanjutan dari dialog regional antara Indonesia dan Australia seputar meningkatnya inteoperabilitas pasar, inovasi tekfin dan regulasi-regulasi terkaitnya,” katanya.

Berlandaskan hubungan yang kokoh antara Australia dan Indonesia, ini adalah momen yang tepat untuk meneguhkan kerja sama tekfin lebih lanjut di tingkat perusahaan secara individual maupun di tataran industri. Terutama karena pertumbuhan usaha rintisan tekfin dan ekosistemnya di Indonesia sangat pesat dan membutuhkan pembangunan infrastruktur keuangan yang aman dan mapan secara cepat agar dapat mengikutsertakan serta melayani sedikitnya 80 juta orang dan 49 juta usaha kecil yang belum masuk dalam sistem keuangan di tanah air.

Tekfin Australia akan ambil bagian dalam Indonesia-Australia Digital Forum di Jakarta pada Februari 2018, sebagai kegiatan besar tekfin berikutnya yang ditekadkan untuk membangun hubungan Australia-Indonesia lebih jauh. (koes)