Rusia

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, proses mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Bandara Kabul, Afghanistan merupakan salah satu evakuasi terberat dan perlu perhitungan matang.

“Evakuasi ini merupakan salah satu evakuasi paling berat yang sangat kompleks dan memerlukan perhitungan yang sangat masak,” kata Retno (2/9).

Retno menyebut, hambatan pertama adalah jaminan keamanan Taliban kepada para evacuee dari titik KBRI di Afganistan menuju Bandara Kabul. Dia mengatakan, wilayah di luar bandara sudah dikuasai oleh Taliban.

“Dan dari sejak awal persiapan evakuasi kita telah meminta jaminan keamanan kepada Taliban dan jaminan keamanan tersebut diberikan,” ujar dia.

Persoalan kedua adalah memperoleh izin landing di Bandara Kabul dan memastikan para evacuee dapat masuk ke pesawat dengan selamat. Dia bilang, saat itu RI berkoordinasi dengan Blok Militer Atlantik Utara atau NATO.

“Urusan kita lebih banyak dengan NATO dan negara-negara anggota NATO karena pemberian izin dan pengelolaan bandara militer semuanya dikelola oleh NATO,” ungkap Retno.

“Semua aset diplomasi kita gunakan dalam mewujudkan sampai pelaksanaan proses evakuasi. Sekali lagi semua harus kita lakukan guna memastikan keselamatan dan keamanan WNI serta evacuee lainnya,” ucapnya.

Lebih lanjut, Retno mengungkapkan bahwa situasi di Afghanistan semakin chaos setelah proses evakuasi WNI itu. Terlebih, pada tanggal 26 Agustus terjadi ledakan hebat di Bandara Kabul yang menewaskan 170 orang lebih.

“Seandainya ekstrasi tidak berhasil kita lakukan pada tanggal 20 Agustus, mungkin upaya evakuasi harus menempuh jalan lebih panjang dan tidak menentu, sekali lagi alhamdulillah kita diberi kemudahan,” pungkasnya. (ant)