Kastara.id, Jakarta – Berbahagialah insan muda. Pasalnya para koreografer muda yang tergabung di Sanggar Swargaloka Jakarta, mendapat kesempatan emas unjuk kereativitas dalam Opening Ceremony Liga Sepak Bola (Gala) Siswa Indonesia 2018. Pergelaran bertajuk Kobar Jiwa Raga ini padukan seni dan olah raga.

Pertunjukan yang dikemas dalam bentuk tari kolosal bertajuk Kobar Jiwa Raga ini, akan digelar di Lapangan Sepakbola Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (09/10/2018) mendatang.

“Di tengah kesibukan kami menyiapkan berbagai paket kesenian lainnya, alhamdulillah kami diberi kepercayaan untuk tampil sebagai pembuka di acara Liga Sepak Bola Gala Siswa antar Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia,” ujar penata tari, Bathara Saverigadi Dewandoro, kala dijumpai di tempat latihan, di TMII Cipayung, Jakarta Timur, Senin (01/10/2018).

Gala Siswa Indonesia merupakan kompetisi sepakbola bagi siswa-siswa SMP baik Negeri maupun swasta, termasuk SMP Terbuka dan SMP Satu Atap. Kegiatan ini diselenggarakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI (Kemendikbud).

Sedangkan tari kolosal Kobar Jiwa Raga digagas para seniman tari profesional, antara lain Suryandoro, Dewi Sulastri, Irwan Riyadi, Yani Wulandari, dan Bathara Saverigadi Dewandoro. Melibatkan lebih dari 150 pelajar SMP serta dukungan tim kreatif dan tim produksi dari Sanggar Swargaloka Jakarta.

Tahap ini hingga pekan mendatang, Bathara Saverigadi Dewandoro beserta instruktur tari dan tim lainnya, melakukan latihan secara kontinu. Latihan berlangsung di area terbuka, di lapangan sepak bola Laksmana Perumahan Karyawan TMII, Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur.

Produser Pelaksana Produksi, Suryandoro, mengatakan, olahraga dengan segala aspek dan dimensinya senantiasa pengajarkan kepada kita bagaimana berkompetisi yang sehat, disertai sikap dan perilaku berdasarkan kesadaran moral. Namun berbagai kasus kekerasan yang terjadi pada suporter olahraga akhir-akhir ini mencederai niat luhur tersebut.

“Hal ini menjadi salah satu keprihatinan kami yang mendalam. Sehingga melalui produksi pergelaran inilah kami ingin mempresentasikan wujud ekspresi dan nalar, menggugah potensi kalbu, nurani, afektif, sebuah karya seni yang menaruh hati pada nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Suryandoro.

Melalui sinergitas kesenian ini (sepak bola dan tari), Suryandono berharap dapat mendorong lahirnya budaya olahraga yang sehat lahir batin, kompetitif. “Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, adil terhadap lawan, fair play. Rendah hati saat merayakan kemenangan, serta berjiwa besar dalam menerima kekalahan, mengakui keunggulan, kekuatan lawan,” ujar seniman yang juga pendiri Yayasan Swargaloka ini.(hero)