Mali

Kastara.ID, Jakarta – Serangan teroris di sebuah pos militer Mali yang terletak di timur laut Mali, Afrika Barat (1/11), menelan korban setidaknya 53 orang tentara.

Tragedi tersebut menjadi salah satu serangan paling mematikan terhadap militer Mali. Bulan lalu dua serangan jihadis juga menewaskan 40 tentara di dekat perbatasan dengan Burkina Faso.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Hingga saat ini pencarian korban dan identifikasi mayat terus berlanjut.

Serangan baru-baru ini dianggap sebagai misi penghinaan terhadap pasukan antijihad G5 Sahel, yang disebut-sebut diprakarsai oleh lima negara untuk menciptakan 5.000 orang pasukan antiteror bersama.

Selama ini tentara Mali memang tengah berjuang menghadapi pemberontakan jihadis yang telah menyebar dari kawasan utara menuju kawasan lain di negara tersebut, kawasan yang secara etnis cukup beragam dan sering bergejolak.

Kegagalan tentara Mali pada 2012 untuk menumpas pemberontakan membuat Mali Utara kini berada di bawah kendali jihadis terkait Al-Qaeda. Kampanye Militer yang dipimpin Prancis pun diluncurkan untuk melawan jihadis.

Sementara itu, jihadis telah menyusun rencana yang tak terduga dan melebarkan serangan ke Mali bagian tengah serta selatan. Serangan juga meluas ke Burkina Faso dan Niger. (yan)