Kastara.id, Madrid – Pada 26–30 November 2016, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Imam Nachrowi, telah mengadakan kunjungan kerja ke Spanyol, untuk mengadakan saling tukar pengalaman dengan koleganya Menteri Olahraga Spanyol yang juga Presiden Dewan Tinggi Olahraga (Consejo Superior de Deportes/CSD) Jose Ramon Lete Lasa dan Presiden Komite Olimpiade Spanyo (Comite Olimpico Espanol /COE) Alejandro Blanco Bravo, serta kalangan stakeholder lainnya di Spanyol, terkait persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

Dalam kunjungan kerja tersebut, selain didampingi oleh Duta Besar RI di Madrid Yuli Mumpuni Widarso, Menpora juga didampingi oleh Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot Dewabroto, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Kemitraan Taufik Hidayat, dan Direktur Satuan Pelaksana (Satlak) Prima Nanang Kusuma.

Kunjungan kerja telah berlangsung dengan lancar, substantif dan produktif dimana dalam pertemuan dengan Menteri Olahraga Spanyol/Presiden CSD Jose Ramon Lete Lasa pada tanggal 28 November 2016, kedua pejabat tinggi tersebut telah menyampaikan perkembangan hubungan bilateral bidang olahraga yang telah berlangsung sangat baik. Kedua pihak juga sepakat mengenai perlunya meningkatkan kerjasama melalui langkah-langkah implementasi MoU tentang Kerjasama Olahraga dengan menyusun draft kalender kegiatan bersama (2017–2019). Pihak Spanyol mengapresiasi kegiatan pelatihan bersama yang telah berlangsung, dimana Spanyol mengirimkan atlet putri badminton Carolina Marin ke Pusat Latihan PBSI di Cipayung, yang sukses dan meraih Medali Emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Dalam kaitan ini, Menpora telah menyampaikan rencana Indonesia untuk mempunyai timnas sepakbola yang baik, dan untuk itu Indonesia memerlukan dukungan Spanyol. Rencana tersebut disambut hangat oleh Menteri Olahraga/Presiden CSD yang menyarankan agar Indonesia segera bekerjasama dengan Federasi Sepakbola Spanyol (Real Federacion Española de Futbol).

Tanggapan senada juga disampaikan oleh Presiden COE Alejandro Blanco Bravo yang menerima Menpora di Kantor COE pada tanggal 29 November 2016 dan mengusulkan kepada Menpora untuk menggandeng Federasi Sepakbola Spanyol yang sangat berpengalaman dalam membantu negara lain mengembangkan olahraga sepakbola.

Terkait persiapan penyelenggaraan pesta olahraga multievents Asian Games 2018, Menteri Olahraga/Presiden CSD maupun Pimpinan COE menyampaikan tentang kebijakan Pemerintah Spanyol dalam pembinaan olahraga prestasi, khususnya untuk atlit elit di cabang-cabang olahraga olimpiade, yang didukung oleh lembaga bernama ADO (Asociasion Deportes Olimpicos/Asosiasi Olahraga Olimpiade), yang dibentuk pada tahun 1988 untuk mendukung kegiatan persiapan penyelenggaraan Olimpiade Barcelona 1992.

Bagi Spanyol, Olimpiade Barcelona 1992 merupakan momentum yang sangat bersejarah bagi Spanyol karena mengawali bangkitnya olahraga di Spanyol, yang terus berkembang hingga saat ini dimana olahraga sudah menjadi industri. Informasi tentang ADO juga diberikan oleh Javier Gomez Navarro (Menteri Olahraga Spanyol dan Presiden ADO yang pertama, periode 1988-1998) yang menyampaikan bahwa sesuai dengan ketentuannya, dana dari ADO diberikan langsung kepada atlet dalam bentuk beasiswa, biaya latihan di Pusat Pelatihan Olahraga Olimpiade yang terdapat di Madrid, Barcelona, Granada dan Leon, pengadaan seragam atlet olimpiade, dan transportasi ke ajang olimpiade. Dana dari pihak swasta tersebut sangat diperlukan oleh COE yang sesuai dengan peraturan Spanyol, merupakan entitas swasta dan independen. Oleh karena itu, untuk menutup biaya yang diperlukan COE ketika menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Barcelona 1992, COE pada tahun 1988 membentuk ADO untuk mendukung penyelenggaraan Olimpiade Barcelona 1992 dan persiapan partisipasi atlit Spanyol. Sejak Olimpiade Barcelona 1992 yang menandai bangkitnya olahraga Spanyol, ADO telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pencapaian prestasi atlet Spanyol.

Menpora juga menyatakan bahwa Olimpiade Barcelona 1992 bagi seluruh bangsa Indonesia mempunyai arti khusus dan sangat bersejarah, karena  untuk pertama kalinya Badminton dipertandingkan di ajang Olimpiade dan untuk pertama kalinya pula Indonesia meraih medali emas di tingkat Olimpiade, dicapai oleh Alan Budi Kusumah dan Susi Susanti. Untuk itu Menpora menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Spanyol, khususnya COE yang telah mendukung masuknya Badminton di Olimpiade Barcelona 1992. Terkait dengan jasa Spanyol tersebut, Menpora juga menyampaikan harapan kiranya COE juga akan memberikan dukungan bagi masuknya Pencak Silat dalam ajang Olimpiade di masa mendatang, seraya menginfokan bahwa dewasa ini Pencak Silat telah berkembang di lebih dari 67 negara, termasuk di Spanyol yang telah memiliki Federasi Pencak Silat Spanyol di bawah pimpinan Pendekar Juan Ignacio Barrenechea, dengan anggota yang berjumlah sekitar 10.000. Presiden COE menunjukkan perhatiannya dan menyarankan kepada Menpora untuk mendorong  perkumpulan Pencak Silat yang telah berdiri di 67 negara untuk membentuk federasi di masing-masing negara dan kemudian melakukan pendekatan kepada masing-masing Komite Olimpiade Nasional untuk mengangkatnya ke tingkat International Olympic Committee (IOC) seperti yang telah dilakukan untuk Badminton.

Selain mengadakan pertemuan dengan kalangan pengambil keputusan tersebut, Menpora juga memenuhi undangan Sanchez Flores, Manajer klub sepakbola RCD Espanyol di Barcelona pada 26 November 2016. Dalam kesempatan tersebut Menpora telah menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada Kapten Timnas Evan Dimas untuk berlatih di klub RCD Espanyol (Februari-Juni 2016). Menanggapi rencana Menpora yang ingin mengirimkan lebih banyak lagi pemain sepakbola Indonesia yang berbakat untuk berlatih ke Spanyol, Manajemen RCD Espanyol menyambut baik dan menawarkan untuk berlatih di klub RCD Espanyol.

Guna mendapatkan gambaran tentang kebijakan pengelolaan sarana olahraga (venue) ajang multievents, Menpora yang saat ini juga sedang menyiapkan beberapa sarana olahraga untuk Asian Games 2018, pada hari kedua kunjungan tanggal 27 November 2016 telah meninjau Museum Olimpiade 1992 dan menerima paparan dari Julio Pernas, Direktur Yayasan Olimpiade Barcelona 1992. Paparan tersebut menginfokan tentang berbagai kegiatan yang diselenggarakan di museum agar dapat terus menarik perhatian masyarakat terhadap prestasi gemilang yang diraih para atlet Olimpiade Barcelona 1992 dan upaya-upaya yang dilakukan untuk keberhasilan penyelenggaraan Olimpiade Barcelona 1992. Paparan tersebut juga mengenai perencanaan Olympic Parc hingga kegiatan edukasi kepada masyarakat tentang arti penting penyelenggaraan olimpiade di Barcelona yang bagi masyarakat Spanyol harus meningkatkan prestasi olahraganya dan meningkatkan perekonomian masyarakat Spanyol. Menpora terinspirasi paparan tentang kegiatan pembangunan infrastruktur kota Barcelona untuk menyambut para peserta olimpiade dari seluruh dunia.

Setelah itu Menpora meninjau Olympic Parc 1992 dan mendapatkan informasi dari Eduard Berraondo, Direktur Open Camp, perusahaan swasta yang mendapat kontrak dari Pemerintah Spanyol untuk mengelola Olympic Parc 1992, tentang pengelolaannya paska Olimpiade Barcelona 1992. Langkah yang diambil Open Camp antara lain menyewakan venues kepada masyarakat. Biaya sewa digunakan untuk biaya pemeliharaan. Salah satu keberhasilan Open Camp adalah menjadikan Olympic Parc 1992 sebagai destinasi pariwisata Barcelona yang menarik, tercatat setiap tahunnya dikunjungi oleh 10 juta wisatawan asing.

Menpora juga berkesempatan meninjau fasilitas Soxna Soccer Center Academy di kota Algete dan mengadakan pertemuan dengan Luis Alsina Presiden Soxna dan Jose Javier Hombrados, Direktur Hubungan Internasional, dimana mereka menyampaikan minat Soxna untuk mengembangkan bisnis sekolah sepakbola di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut hadir pula Walter Gagg, Direktur FIFA dari Zurich yang menyatakan mendukung sepenuhnya rencana Menpora membentuk Timnas sepakbola yang tangguh. Soxna siap mendukung Pemerintah selaku otoritas, dan dengan pihak swasta Indonesia sebagai mitra. Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Sihar Sitorus, Staf Khusus Menko PMK, pihak manajemen Soxna telah menyampaikan konsep kerjasama untuk mendapatkan timnas yang baik, yang dimulai dari proses melatih pemain sejak usia dini. Presiden Soxna menyatakan bahwa Soxna yang telah berpengalaman dalam mengembangkan sepakbola di 40 negara, melihat Indonesia yang masyarakatnya sangat mencintai sepakbola, sebagai pasar yang sangat potensial bagi pengembangan bisnisnya.

Di antara padatnya jadwal kunjungan kerja di Spanyol, Taufik Hidayat juga berkesempatan bertemu dengan para atlet Badminton Spanyol termasuk Carolina Marin di Arena Badminton CSD, dalam kegiatan saling tukar pengalaman. Menurut Nanang Kusumayang mendampingi Taufik, para atlet Badminton Spanyol yang berlatih di CSD merupakan atlet elit yang telah terseleksi di beberapa kompetisi. Mereka berlatih di bawah pengawasan ketat para sport scientists CSD untuk meraih medali di Olimpiade mendatang. Latihan yang dilaksanakan menerapkan scientific based methode yang terukur. Para atlet muda badminton Spanyol mengagumi keahlian teknik Taufik Hidayat, terutama backhand smash–nya yang merupakan backhand smash tercepat di antara para pemain dunia.

Dalam setiap pertemuan tersebut, Menpora juga telah menyampaikan tentang rencana Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Indonesia ingin menimba pengalaman Spanyol dalam penyelenggaraan pesta olahraga internasional multievents, pelibatan kalangan industri dalam kegiatan pembangunan olahraga dan dorongan perusahaan-perusahaan industri olahraga Spanyol untuk berinvestasi di Indonesia.

Menutup rangkaian kegiatan kunjungan kerja, KBRI Madrid pada tanggal 29 November 2016 menyelenggarakan jamuan santap malam, dihadiri oleh Presiden Federasi Pencak Silat Spanyol Juan Ignacio Barrenechea dan Carolina Marin. Keesokan harinya, Menpora bersantap pagi dengan tiga atlet Indonesia, Hendro (atletik), Adji dan David (sepakbola) yang sedang melanjutkan pendidikan S2 Sport Management di Universitas Murcia, Spanyol. KBRI Madrid menyambut baik hasil kunjungan kerja Menpora dan akan mengawal pembahasan langkah-langkah implementasi MoU Kerjasama Olahraga (2014) agar dapat secepatnya dimanfaatkan oleh dunia olahraga kedua pihak. (sit)