Ramadan

Kastara.ID, Depok – Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebut, saat ini telah hadir tamu agung penuh berkah yaitu Ramadan. Di dalamnya banyak sekali keberkahan dan masyarakat memiliki tiga pilihan.

“Pilihan itu kembali lagi ke diri masing-masing. Pertama, melewati Ramadan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun dan kedua melewati Ramadan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya,” ujarnya, sebagaimana dimuat situs resmi Pemkot Depok (3/4).

Ketiga, melewati Ramadan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya. Yaitu dengan cara memperbanyak ibadah dan amal kebaikan lainnya. Termasuk sedekah jariah.

“Telah hadir tamu agung penuh berkah. Semoga Ramadan tahun Ini kita termasuk golongan yang mendapatkan ampunan, rahmat dan keberkahan. Mohon maaf atas segala kesalahan dan khilaf baik dari ucapan dan sikap. Mudah-mudahan Ramadan di tahun ini menjadi Ramadan yang terbaik bagi kita. Aamiin yra,” ucapnya.

Wali Kota mengutip dari buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka: Tersebutlah, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat suatu daerah dalam perjalanan panjang. Sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya:

Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai dlm kegelapan. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di sungai itu.

Ketika malam gelap tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sungai. Ada tiga kelompok prajurit mensikapi titah sang raja.

Kelompok pertama tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu. Kelompok kedua mengambil sekedarnya dari apa yang terinjak di sungai, sekedar mengikuti perintah raja.

Yang ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga tasnya penuh, sampai2 merasa lelah meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan di tasnya.

Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang kalian dapatkan semalam? Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya intan berlian.

Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesal. Prajurit yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan. Prajurit yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat bahagia.

Cerita tersebut dikutip dari buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka. (dha)