PTM Terbatas

Kastara.ID, Depok – Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono langsung memonitor Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas siswa kelas VII SMPN 1 Depok, Jalan Pemuda No. 53, Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Senin (4/10). Imam didampingi Camat Pancoran Mas Saiful Hidayat, Sekdis Sosial Kusumo, dan Kepala SMPN 1 Depok Erna Iriani.

Wakil Wali Kota mengatakan, untuk hari pertama masuk sekolah dalam rangka uji coba. Semua sekolah yang ada di wilayah Depok mengadakan PTM Terbatas baik sekolah negeri maupun swasta, PAUD, SD, SMP, maupun SMA sudah melakukan, tapi harus mengikuti prosedur protokol kesehatan (prokes) yang sudah ditetapkan dari Dinas Pendidikan Depok untuk menghindar terjadinya cluster baru lagi.

Imam menanyakan langsung kepada siswa kelas 7 yang pertama kali sekolah di SMPN 1. Mereka menjawab dengan serentak senang bisa belajar bersama-sama temannya dalam rangka tatap muka. Apalagi selama ini mereka belajar melalui virtual. Siswa pun umumnya mengaku susah untuk menerima pelajaran secara virtual.

Imam menambahkan, pengaturan belajarnya sudah bagus untuk para siswa digilir masuk ke kelasnya. Jadi seminggu belajar dua kali untuk kelas 7, 8, dan 9. Siswa yang masuk kelas dilengkapi dengan alat-alat pribadi mulai dari masker cadangan, air minum, sapu tangan, serta hand sanitizer bawa sendiri.

“Mungkin hal yang baru dalam sekolah karena sebelum pandemi tidak melakukan seperti itu, harus bawa peralatan pribadi, serta makan minum sendiri,” kata Imam.

Imam berpesan kepada para siswa, jika sakit di kelas, langsung minta ijin kepada guru untuk pulang tidak mengikuti pelajaran di kelas.

Di tempat yang sama Kepala SMPN 1 Erna Iriani mengatakan, pada prinsipnya SMPN 1 sudah siap untuk melakukan PTM Terbatas, dari siswa yang ada satu kelas 38 murid dibagi menjadi dua menjadi 18 murid yang boleh mengikuti belajar di kelas. Semua jadwal sudah diatur sama wali kelas masing-masing dari mulai perlengkapan murid wajib bawa sendiri dan sudah disosialisasikan kepada orang tua murid melalui video yang ditonton kepada orang tuanya.

Erna menambahkan, sekolah sudah mempunyai ruangan isolasi. Jika ada siswa yang kemungkinan ada gejala akibat pandemi maupun yang lainnya, tapi diharapkan jangan sampai muridnya ada di ruangan isolasi ini. (*)