Headline

DPRD Buka Suara Terkait Buntut Pengunduran Diri Dua Pejabat DKI

Kastara.ID, Jakarta – Dua pejabat DKI Jakarta mundur di tengah pembahasan anggaran Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran dan Belanja Daerah (APBD) 2020 yang menuai kontroversi karena dinilai terdapat banyak kejanggalan, Kamis (31/10). Kedua Pejabat tersebut adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Sri Mahendra Satria Wirawan dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Edy Junaedi.

Melihat hal ini, Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Gembong Warsono menduga, pengunduran dua pejabat pemerintah DKI Jakarta tersebut tak lepas dari adanya tekanan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sabtu (2/11). Pihaknya menilai, perencanaan anggaran tersebut masih sangat lemah. Meskipun menghormati, namun ia menyayangkan, pengunduran diri mereka terjadi saat pertempuran pembahasan APBD masih bergulir. “Kenapa tidak menyelesaikan peperangan sampai selesai,” ujarnya.

Berbeda dengan Fraksi PDI-P, Anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra Syarif justru menilai, pengunduran kedua pejabat tersebut karena ketidakmampuan mereka dalam bekerja. Syarif tidak sepakat dengan penilaian anggota DPRD yang lain terkait mundurnya dua pejabat tersebut karena ketidakmampuan Anies dalam mengontrol kinerja bawahannya. Ia menilai, Anies mampu mengatasi lebih dari prediksi publik, termasuk dalam kasus lem Aibon.

Sedangkan menurut anggota DPRD DKI Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana, pengunduran diri dua pejabat tersebut berkaitan dengan penyusunan anggaran yang tidak transparan dan buruk di DKI Jakarta. Bahkan ia menilai, Aparatur Sipil Negara (ASN) justru bersedia untuk transparan, namun Anies menutup-nutupi pembuatan anggaran. William berharap, kejadian ini bisa menjadi pemicu Anies untuk mengevaluasi gaya kepemimpinannya.

Diberitakan sebelumnya, dua pejabat terebut mundur disaat pembahasan anggara KUA-PPAS menjadi sorotan publik. Edy Junaedi diduga mengundurkan diri setelah anggaran untuk influencer sebesar Rp 5 miliar menjadi sorotan dan dipertanyakan publik. Sedangkan Mahendra diduga mundur karena Bappeda memiliki peran vital, yaitu mengoordinasikan seluruh dokumen rancangan anggaran. (hop)

Leave a Comment

Recent Posts

Yuks, merapat ke NASGOR BABE Alfie di Kota Depok

Kastara.Id.Depok - NasGor Kambing, Sapi, Ayam dan NasGor Singapore (seafood),  Tongseng Kambing/Sapi  dan Sop Iga.…

Eko Patrio Layak Jadi Menteri Komunikasi dan Informatika

Kastara.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan, Eko Patrio menjadi…

Supian Suri Menyanggupi Mengenai Kesiapannya Menjadi kader Partai Gerindra

Kastara.Id,Depok - Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Kota Depok sudah sepakat untuk  membawa satu nama ke…

Partai NasDem Mendukung Imam Budi Hartono Maju Menjadi wali kota Depok

Kastara.Id,Depok - Ketua DPD Partai NasDem Kota Depok memberikan sinyal koalisi jelang pemilihan kepala daerah…

Langkah Pemkot Depok Atasi Banjir di Jalan Bulak Barat Cipayung

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat melakukan langkah-langkah mengatasi banjir di Jalan Bulak…

MUI Launching Buku Berjudul Wasathiyyah

Kastara.Id,Depok - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Jawa Barat melaunching buku  Wasathiyyah yang artinya…