Gempa Ambon

Kastara.ID, Ambon – Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, Kota Ambon sudah memasuki periode post seismic (kembali normal) pascagempa susulan yang berlangsung ribuan kali.

Diketahui, gempa Ambon terjadi pada 26 September 2019 didahului gempa pendahuluan yang terdeteksi pada 18 Agustus 2019. Gempa pendahuluan ini terjadi dalam kluster pusat gempa dengan kekuatan kecil. Setelah gempa utama, terjadi gempa susulan hingga 2.614 kali dan yang dirasakan sebanyak 292 kali.

Daryono mengatakan, banyak dan lamanya gempa susulan disebabkan oleh “stress drop” yang rendah, sehingga ada kecenderungan memproduksi gempa susulan lebih banyak.

Selain itu, kondisi lain adalah cerminan kondisi batuan di zona gempa yang rapuh, dan adanya triggered off fault seismicity (gempa terpicu di sesar yang berada di luar bidang gempa utama).

Beberapa pelajaran dari gempa yang terjadi di Ambon yakni perlu adanya identifikasi struktur sesar aktif dasar laut sekitar Ambon dan mewaspadai jalur-jalur sesar aktif, selanjutnya menata ruang dan bangunan berbasis resiko bencana.

Yang terpenting lanjutnya, gempa tidak membunuh, meski banyak bangunan yang rubuh akibat gempa menjadi penting untuk membuat bangunan tahan gempa. Gempa magnitudo relatif kecil dapat menimbulkan kerusakan, jika struktur bangunan lemah. (yan)