Puasa

Kastara.ID, Depok – Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Mampang memberikan panduan mengenai cara mengonsumsi obat saat berpuasa. Tips tersebut juga disiarkan secara live instagram @puskesmas_mampang pukul 16.00 WIB, sebagaimana dilansir laman resmi Pemkot Depok (2/4).

Menurut Kepala UPTD Puskesmas Mampang, Winarni Naweng Triwulandari, tujuan diselenggarakannya live instagram ini untuk membantu menjawab keingintahuan masyarakat yang tengah mengonsumsi obat namun tetap ingin berpuasa. Oleh sebab itu, pentingnya kegiatan tersebut, terutama bagi warga Kota Depok.

“Setiap minggunya pembahasannya berbeda-beda. Tujuan kami membantu menambah pengetahuan bagi masyarakat Depok, khususnya tema yang lalu bagi yang sedang menjalani pengobatan rawat jalan namun tetap bisa berpuasa,” katanya (4/4).

Dikatakan Naweng, ia sering mendapati masyarakat yang frekuensi minum obatnya salah dosis bahkan tidak diminum obatnya karena berpuasa. Padahal itu salah, meski berpuasa minum obat harus tetap sesuai anjuran.

“Kalau aturannya tiga kali sehari yang harus diminum. Begitu juga sebelum makan dan sesudah makan namun memang waktu disesuaikan,” katanya.

Dirinya menjelaskan, obat terbagi dari dua penyakit yang menular dan penyakit tidak menular. Covid-19 termasuk penyakit menular, biasanya diberikan antibiotik dan sebagainya untuk menghilangkan gejala pilek maupun sakit menelan.

“Obat ini harus diminum sesuai anjuran bisa diminum saat sahur, berbuka dan malam sesudah tarawih atau sebelum tidur, jangan dikurangi,” ungkap Naweng.

Berbeda untuk obat bagi penyakit menular, lanjut dia, obat bagi penyakit tidak menular misalnya kencing manis dianjurkan mengonsumsi saat sahur. Bagi penderita kencing manis obat akan menurunkan gula darah.

“Kalau gula darah turun terlalu ekstrem nantinya akan berbahaya. Buat gula darah sesudah buka, berbuka puasa dengan minuman dan makanan yang sedikit kadar gula. Karena penderita gula bukan tidak boleh makan gula hanya diseimbangkan,” terangnya.

“Misalnya jenis obat Glibenklamid atau Glimepirid bisa diminum saat buka lalu Metformin habis makan Sahur,” jelasnya.

Kemudian, sambung Naweng, untuk penderita hipertensi biasanya diberikan satu obat. Obat HCT jangan diminum ketika sahur karena bisa menimbulkan efek orangnya banyak buang air kecil hingga nanti bisa haus bahkan mungkin juga sampai dehidrasi. Oleh karena itu, obat bisa dikonsumsi setelah berbuka puasa, lalu untuk obat Amlodipim bisa diminum saat sahur.

Naweng menambahkan, aturan ini bisa juga dikonsultasikan dengan pihak puskesmas atau klinik terdekat agar bisa diberikan anjuran yang lebih benar. Pihaknya membuka diri untuk membantu masyarakat agar tetap sehat menjalankan puasa Ramadan.

“Untuk TBC obat tidak harus diminum di jam yang sama yang penting dalam satu hari harus sesuai dosis dan aturan,” ungkapnya.

“Berbeda dengan pasien HIV/AIDS mereka harus berkonsultasi dengan dokter untuk lebih lanjut,” tutup Naweng. (dha)