Pembelian Senjata

Kastara.id, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyesalkan puisi yang dibuat oleh Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang berjudul “Kaos dan sepeda”.

Mendagri mempertanyakan maksud puisi tersebut ditujukan kepada siapa. Mendagri menilai presiden berhak dekat dengan rakyatnya, bersentuhan, berjabat tangan, dan berdialog mendengar aspirasi rakyat Indonesia. “Memberikan tanda mata kepada rakyat kok dikritik,” ujar Mendagri dalam keterangannya, Selasa (5/9).

Menurutnya, setiap orang mulai dari anggota DPR sampai Presiden berhak untuk dekat dengan masyarakat di mana pun dan kapan pun.

“Yang terhormat saudara Fadli Zon, sah-sah saja mengkritik kebijakan pemerintah yang menurutnya tidak sesuai dalam fungsi pengawasannya sebagai angggota DPR,” katanya.

Namun, Mendagri merasa aneh ketika Fadli justru mengkritisi Presiden yang dekat dengan rakyat. “Atau memang saya kurang paham dengan bahasa puisi,” ujarnya.

Sebelumnya Wakil Ketua DPR Fadli Zon membuat puisi yang berjudul “Kaos dan sepeda”. Dalam baitnya Fadli menulis mengenai kesejahteraan rakyat, lempar kaos, bagi sepeda sampai Raisa dan ikan tongkol. Puisi itu dibuat saat Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Yerven, Armenia, Minggu (3/9). (npm)