Kastara.ID, Jakarta – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, hingga saat ini tercatat 13 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru.

Saat berbicara di Breaking News tvOne, Ahad (5/12), Muhari menyatakan pihaknya mendapat informasi langsung dari Kepala BNPB Letjen Suharyanto yang saat ini berada di lokasi bencana. Namun menurut Muhari, pihaknya belum bisa melakukan identifikasi korban. Penyebab korban meninggal juga masih belum bisa dipastikan, apakah karena luka bakar atau sebab lain.

Muhari menambahkan, untuk korban luka tercatat sebanyak 57 orang. Sedangkan jumlah pengungsi di lokasi pengungsian mencapai 902 orang.

Sementara 1.000 orang Kecamatan Pronojiwo yang berada di lereng Semeru terpaksa harus mengungsi. Staf Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kecamatan Pronojiwo, Arto Widodo menyebut terdapat tujuh titik yang menjadi lokasi pengungsian.

Arto menerangkan, Desa Supit Urang menjadi lokasi dengan kerusakan paling larah. Terutama di Dusun Curah Kobokan, Kamara, dan Sumbersari. Saat memberikan keterangan, Ahad (5/12), Arto menuturkan kondisi menjadi semakin parah lantaran jembatan Gladak Perak putus.

Padahal jembatan itu adalah satu-satunya akses dari Lumajang ke Pronojiwo juga terputus. Akibatnya bantuan dari Lumajang terhenti total. Saat ini untuk bisa masuk ke sana harus melalui Kabupaten Malang. Warga pun hanya bisa bertahan dengan kondisi seadanya dan semampunya. Arto menegaskan para pengungsi sangat membutuhkan bantuan makanan. (ant)