Kastara.ID, Jakarta – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi DKI Jakarta, Kawiyan mengajak para juru dakwah dan mubaligh untuk mengkritisi tayangan-tayangan televisi. Tujuannya memberikan pengarahan dan membimbing umat (masyarakat) agar memperoleh manfaat dalam menonton televisi.

“Masyarakat butuh bimbingan untuk memilih atau menonton, bahkan untuk tidak sama sekali menonton televisi. Sebab, tidak semua tayangan televisi punya nilai positif dan manfaat untuk penonton,” ujar Kawiyan dalam Literasi Media untuk Juru Dakwah yang diselenggarakan KPID Provinsi DKI Jakarta dan Koordinasi Dakwah Indonesia (KODI) Provinsi DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam keterangan tertulisnya, Kawiyan mengatakan, para juru dakwah atau mubaligh punya peran yang sangat penting untuk mengedukasi masyarakat dalam memilih tontonan televisi. Sebab, para juru dakwah sering berdakwah di tengah masyarakat, khususnya di depanĀ  audiensi kaum ibu. Sedangkan kaum ibu beperan sentral dalam keluarga untukĀ  membimbing putra-putri.

Sementara Ketua KODI Provinsi DKI Jakarta, Jamaluddin F Hasyim menilai, sampai saat ini sebagian besar stasiun televisi masih sering menayangkan infotainment yang berisi gosip atau ghibah.

“Tayangan infotainment yang berisi gosip dan ghibah itu bukan hanya tidak bermanfaat tetapi juga merusak masyarakat karena apa yang disampaikan penuh rekayasa, ada unsur isu-isu pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan publik,” tegas Jamaluddin.

Jamaluddin mengajak para juru dakwah, mubaligh, dan masyarakat umum untuk membantu KPI dengan cara ikut mengawasi konten-konten siaran televisi. Caranya dengan melapor jika menemukan tayangan yang yang tidak sehat, tidak edukatif, dan berisi konten negatif.

Literasi Media untuk Juru Dakwah diikuti sekitar 100 calon juru dakwah atau mubaligh yang mengikuti Pendidikan Kader Mubaligh (PKM) KODI Provinsi DKI Jakarta. (hop)