Kota Depok

Kastara.ID, Depok – Urban Policy melakukan kajian dan komparasi terhadap janji kampanye dan program unggulan yang digagas oleh kedua paslon wali kota Depok, khususnya di bidang Ekonomi. Berdasarkan hasil perbandingan, Urban Policy menilai program pemulihan ekonomi yang dijanjikan oleh kedua kandidat petahana baik Pradi-Afifah dan Idris-Imam tersebut masih belum maksimal dalam menjawab tantangan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19 di Kota Depok. 

Pasalnya, berdasarkan Data BPS Kemiskinan di Kota Depok saat ini jumlahnya mencapai 49,4 ribu penduduk dengan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 72.3 ribu orang, angka tersebut adalah dalam kondisi normal dan dapat dipastikan meningkat karena dampak pandemi Covid-19. Belum lagi, hampir 19,6 persen penduduk Depok adalah masyarakat komuter yang mayoritas bekerja di Ibukota, sehingga dampak PSBB yang menyebabkan masyarakat Depok tidak bisa bekerja dan potensi PHK pegawai juga harusnya diperhitungkan oleh masing-masing paslon sebelum menyusun program. 

Direktur Eksekutif Urban Policy Nurfahmi Islami Kaffah menjelaskan, ada tiga tantangan utama di bidang ekonomi yang perlu dijawab oleh kedua paslon kandidat Pilkada Depok di tengah situasi pandemi ini. “Pertama adalah daya beli masyarakat terhadap Bahan Pokok dan kebutuhan sehari-hari, kedua adalah isu lapangan pekerjaan, terutama karena mayoritas bekerja di sektor perdagangan dan jasa, masifnya PHK, dan tidak terserapnya angkatan kerja baru di Kota Depok, ketiga adalah perlindungan terhadap masyarakat miskin atau rentan miskin yang perlu segera mendapatkan bantuan dari pemerintah agar dapat bertahan menghadapi pandemi,” ujar Nurfahmi. 

Berdasarkan kajian Urban Policy, Nurfahmi menjelaskan bahwa secara umum ada tiga bentuk pendekatan program ekonomi dari masing-masing paslon baik Pradi-Afifah dan Idris-Imam yang ketiganya memiliki kemiripan. Ketiga program tersebut jika dikelompokkan antara lain yang pertama, penciptaan wirausaha baru, Pradi-Afifah menggagas penciptaan 10.000 pengusaha baru, sedangkan Idris-Imam menjanjikan 5000 pengusaha startup baru dan 1000 perempuan pengusaha. Kedua, perlindungan dan fasilitas bagi UMKM, di mana Pradi-Afifah menjanjikan program ekonomi kerakyatan dan UMKM dengan membangun pusat logistik dan kerja sama dengan online marketplace, sedangkan Idris Imam menjanjikan pembangunan Gedung Pusat UMKM di Kota Depok. Ketiga, pendekatan insentif, di mana Pradi-Afifah menjanjikan insentif bagi siswa berprestasi dan siswa dari keluarga ekonomi tidak mampu, di sisi lain Idris-Imam menggagas peningkatan insentif bagi guru honorer dan swasta serta peningkatan insentif bagi pembimbing rohani. 

Peneliti bidang Ekonomi Urban Policy Siti Nur Rosifah menjelaskan bahwa pihaknya mengapresiasi bahwa pada Pilkada kali ini kedua paslon menaruh perhatian serius pada pembinaan UMKM dan penciptaan pengusaha baru. “Karena faktanya 60% PDRB di Kota Depok memang disumbang oleh UMKM, termasuk juga pendekatan pemberian insentif kepada beberapa segmen masyarakat seperti pembimbing rohani, guru dan siswa berprestasi atau kurang mampu, namun menurut kami program tersebut nampaknya masih parsial dan belum bisa menjangkau semua sasaran, khususnya para pekerja informal dan harian serta keluarga kelas menengah dan bawah yang ekonominya terdampak Covid-19,” ucap Siti Nur.

“Tentu kami juga berharap para paslon wali kota Depok bisa betul-betul meyakinkan masyarakat akan janji kampanye yang diusungnya. Selain itu kami juga berharap paslon yang terpilih nantinya dapat memikirkan dengan matang program-program ekonomi jangka panjang yang bisa meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat Depok dari terjangan krisis,” pungkas Siti. (lan)