Abu Sayyaf

Kastara.ID, Jakarta – Tiga nelayan Indonesia yang diculik dan disandera saat melaut di perairan Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada 23 September 2019 lalu dilaporkan masih ditawan dan saat ini berada dalam cengkeraman kelompok lain yang bersembunyi di Indanan, Pulau Jolo, Provinsi Sulu, Filipina.

Krishna Djaelani, Konsul Jenderal Indonesia di Sabah mengkonfirmasi kalau tiga nelayan asal Indonesia yang ditawan sudah berpindah tangan dari Salip Mura kepada kelompok lain yang dipimpin Apo Mike yang bernaung di bawah bendera Abu Sayyaf.

Salip Mura dan Apo Mike dilaporkan adalah dua dari 18 warga Filipina yang masuk ke dalam daftar orang-orang yang diburu oleh Esscom karena kejahatan perompakan dan penyanderaan.

Menurut Djaelani, kelompok penyandera mengontak keluarga sandera dan meminta tebusan sebesar PHP 300 juta (sekitar Rp 83 miliar).

Untuk diketahui, berdasarkan keterangan Kepolisian Diraja Malaysia, ketiga nelayan yang diculik bernama Maharudin Lunani (48), anak Muharudin yakni Muhammad Farhan (27), dan anak buah kapal lainnya bernama Samiun Maneu (27).

Ketiganya diculik saat sedang melaut menggunakan kapal pukat ditemani sebuah kapal lain yang didekati dua kapal kecil yang diduga adalah kawanan perompak.

Ketika para nelayan sedang memancing udang sekitar pukul 23.58 waktu setempat, tiba-tiba dua kapal kecil itu merapat dari bagian buritan, dan tujuh orang bersenjata menaiki kapal itu.

Komandan Komando Keamanan Timur Sabah (Esscom), Datuk Hazani Ghazali, membenarkan ketiga sandera itu sudah berpindah tangan, meski tidak mengetahui siapa yang menawan mereka saat ini. (har)